Bisnis.com, JAKARTA — BYD Co. berencana untuk melakukan aksi korporasi berupa buyback saham senilai US$27,9 juta atau setara Rp432.56 miliar (kurs jisdor Rp15.504).
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (6/12/2023), pabrikan asal China tersebut berencana untuk menggunakan dana hasil aksi korporasi ini untuk memberikan insentif kepada karyawannya, dan juga mengurangi modal yang tercatat di bursa Shenzhen.
Dalam dokumen pengajuan buyback tersebut, Ketua dan CEO BYD Wang Chuanfu menyebut langkah ini ditempuh guna meningkatkan kepercayaan investor, dan menstabilkan nilai dari perseroan.
Saham mobil terlaris di China ini terpantau telah mengalami koreksi hingga 34% sejak awal Februari 2023. Bila dilihat dari November pun saham BYD telah turun hingga 17% seiring ketatnya persaingan mobil listrik di Negeri Tirai Bambu.
BYD juga telah melakukan pemangkasan harga kendaraan untuk menjaga momentum penjualan. Hal ini dilakukan lantaran semakin banyaknya pesaing termasuk perusahaan teknologi Xiaomi dan Huawei yang memasuki pasar.
Pada rentang 1 November 2023 sampai 30 November 2023 lalu BYD telah memangkas harga untuk produk Frigate 07 plug-in hybrid (PHEV) hingga 18.000 yuan atau US$2.460 setara Rp38,79 juta (kurs jisdor Rp15.771).
Baca Juga
Kemudian model sport seperti Song Plus yang tersedia dalam bentuk mobil listrik murni atau BEV, dan PHEV juga mendapat potongan harga hingga 5.000 yuan.
Meski demikian, penjualan BYD di pasar China masih menembus 301.000 unit pada November 2023 dengan 170.150 diantaranya merupakan mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV).
Penjualan mobil listrik BYD di pasar China juga telah melampaui perusahaan milik Elon Musk, yakni Tesla Inc. yang menjual 82,432 unit mobil listrik di China pada bulan November.
BYD juga berambisi untuk menjual sebanyak 3 juta unit mobil sepanjang 2023. Peningkatan penjualan pun tengah digenjot pada sisa tahun ini guna mencapai target tersebut.