Bisnis.com, JAKARTA— PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN masih mempelajari lebih lanjut terkait dengan produksi mobil listrik bz4x secara lokal. Sejalan dengan itu, pabrikan asal Jepang tersebut telah melokalisasi produk mobil hybrid, Yaris Cross dan Innova Zenix.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo impor CBU untuk bz4x telah mencapai 506 unit sepanjang Januari-Oktober 2023. Sementara penjualan mobil listrik tersebut menembus 474 unit.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam mengatakan diperlukan studi pasar untuk mengembangkan produk guna memenuhi kebutuhan konsumen otomotif di Indonesia.
“Kami selalu mempelajari dan terus mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Indonesia. Terkait future plan kami belum bisa share lebih banyak lagi,” ujar Bob kepada Bisnis, Kamis (27/11/2023).
Dia menilai pemerintah seharusnya mendorong untuk seluruh teknologi termasuk hybrid dan BEV (Battery Electric Vehicles) dalam percepatan kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga perlu menyiapkan regulasi untuk kian mendorong penjualan.
“Kedua model ini [hybrid dan BEV] punya segmen sendiri-sendiri, sehingga saling melengkapi,” tuturnya.
Baca Juga
Adapun, kendaraan hybrid masih mendominasi dengan penjualan mencapai 39.911 unit atau sekitar 77% dari total penjualan mobil listrik 51.831 unit. Kemudian untuk BEV, baru mencapai 11.910 unit sekitar 22,97%.
Pemerintah pun memiliki target produksi mobil listrik dapat mencapai 400.000 unit pada 2025, dan berlanjut menjadi 600.000 unit sampai 2030. Target ini pun tertuang dalam Permenperin No.6 Tahun 2022.
Bob menilai target yang dicanangkan oleh pemerintah itu terbilang sulit karena penjualan untuk BEV saja baru mencapai 11.910 unit. Jenis hybrid pun dinilai perlu mendapat lebih banyak dukungan dari pemerintah.
“Mestinya dua-duanya [BEV dan HEV] didorong untuk akselerasi elektrifikasi. HEV sendiri bagus naik 300% dibandingkan sebelumnya,” tuturnya.
Sementara hybrid juga memiliki komponen utama yang sama dengan BEV seperti PCU, motor, dan juga baterai. Adanya insentif untuk hybrid dinilai menjadi peluang untuk membawa industri otomotif Indonesia menjadi global supply chain.
Selain konsumen, insentif pun dinilai perlu dinikmati oleh para pabrikan manufaktur maupun industri komponen. Pembentukan ekosistem untuk menyediakan charging stations juga diperlukan guna menekan Total Cost Ownership (TOC) kendaraan listrik.
Lebih jauh, Bob menjelaskan demi mencapai target yang dicanangkan tersebut, pemerintah dinilai tidak dapat hanya mengandalkan satu jenis teknologi saja. Sementara Toyota sudah lama menerapkan multi pathway dalam menekan emisi karbon.
Dalam meralisasikan strategi itu, Toyota Indonesia telah memproduksi juga memasarkan berbagai produk ramah lingkungan. “Masing-masing teknologi ini ada segmennya, seperti HEV, BEV, flexy engine [biofuel], hingga mobil hidrogen,” tutup Bob.