Bisnis.com, JAKARTA — Hyundai Motor Co. atau Hyundai global telah menjalin kesepakatan dengan sovereign wealth fund (SWF) Arab Saudi untuk megembangkan pabrik perakitan mobil senilai US$500 juta atau setara Rp7,92 triliun (kurs jisdor Rp15.856).
Dilansir dari Bloomberg, Senin (23/10/2023), pabrik tersebut akan menjadi sebuah perusahaan patungan atau joint ventures (JV) antara Public Investment Fund yang menggenggam 70% saham dari pihak Arab Saudi, sedangkan sisanya akan digenggam oleh Hyundai.
Pabrikan asal Korea Selatan tersebut kemungkinan akan membangun pabriknya di King Abdullah Economic City, dekat Jeddah. Manajer senior di tim urusan eksternal Hyundai Park Jiwoo mengatakan pabrik tersebut ditargetkan dapat memproduksi hingga 50.000 unit kendaraan per tahunnya.
Adapun, pabrik tersebut diperkirakan memiliki luas sekitar 300.000 meter persegi dan akan mulai memproduksi kendaraaan listrik, serta kendaraan ICE pada awal 2026.
Dalam sebuah pernyataan, Public Investment Fund pun mengonfirmasi adanya pembentukan JV tersebut dan menyebut pabrik tersebut akan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan dan memungkinkan adanya transfer knowledge dan expertise.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pun memiliki rencana untuk melakukan diversifikasi perekonomian negara yang selama ini masih bergantung pada minyak.
Baca Juga
Mengembangkan industri otomotif di sekitar Jeddah pun menjadi salah satu rencana diversifikasinya. Adanya investasi yang dilakukan oleh PIF pada start-up yang berbasis di Amerika Serikat, yakni Lucid telah mendorong Arab Saudi untuk membangun fasilitas internasional pertamanya.
Pemerintah Arab Saudi juga membuat merek kendaraan listriknya sendiri dengan nama Ceer. Investasi secara internasional dan domestik pun telah dilakukan guna mengamankan logam dan mineral yang dibutuhkan untuk mengembangkan rantai pasokan kendaraan listrik.