Bisnis.com, JAKARTA — Emisi karbon yang dihasilkan oleh mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) disebut lebih tinggi ketimbang kendaraan hybrid maupun internal combution engine atau ICE.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang lantaran sumber energi mobil listrik masih berasal dari energi fosil.
Menanggapi hal tersebut, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan bahwa yang disoroti pemerintah adalah mengenai pembangkit energi dari proses produksi untuk mobil listrik.
“Tentu saja ini dua hal dan dua industri yang berbeda,” ujar Soerjo kepada Bisnis, Jumat (13/10/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan, mobil listrik murni atau BEV merupakan salah satu solusi untuk mengurangi jumlah emisi karbon dari hasil pembakaran kendaraan ICE yang menggunakan bahan bakar fossil fuel, seperti bensin dan solar.
Dia menilai, pemerintah sudah melakukan analisa dan memiliki peta jalan yang jelas mengenai target elektrifikasi sebagai kelanjutan dari Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Baca Juga
“Menurut kami yang disoroti adalah pembangkit energinya, [dan] bukan kendaraannya,” tutur Soerjo.
Hyundai merupakan salah satu merek yang sudah memproduksi mobil listrik secara lokal untuk produk Ioniq 5 melalui PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia. Alhasil, produk ini pun mendapatkan potongan pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 10 persen sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 38 Tahun 2023.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, emisi atau keluaran dari karbon yang dihasilkan oleh BEV lebih tinggi karena sumber energinya masih berasal dari fosil.
Saat mobil listrik mulai diproduksi, dibutuhkan sumber karbon yang lebih banyak lantaran mobil listrik menggunakan baterai. Sejauh ini, penggunaan sumber listrik dihitung sebagai fosil lantaran berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Di sisi lain, sumber listrik yang digunakan untuk mengisi daya mobil listrik juga berasal dari listrik yang dihasilkan oleh PLTU. Hal ini yang membuat emisi karbon dari BEV disebut lebih tinggi ketimbang hybrid maupun ICE.
“At the end of the day datanya mengatakan bahwa per unit karbon yang dihasilkan oleh EV itu lebih tinggi daripada hybrid [dan] lebih tinggi dari pada ICE karena sumber energinya masih dari fosil,” kata Agus, Rabu (11/10/2023).