Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan kendaraan komersial truk secara wholesales sepanjang Januari-September 2023 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan truk secara wholesales sepanjang Januari-September 2023 mencapai 59.420 unit, turun 10% secara year-on-year (yoy) dari 66.103 unit.
Perinciannya, penjualan untuk light truck mencapai 38.161 unit atau sekitar 64,22% dari total penjualan truk, medium truck 5.809 unit sekitar 9,77%, dan heavy truck 15.450 unit sekitar 26%.
Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto mengatakan, penurunan penjualan truk disebabkan oleh turunnya harga komoditas yang menyebabkan operasional untuk sektor tambang dan perkebunan terhambat.
"Harga-harga komoditas juga turun sehingga operasional tambang-tambang, perkebunan, dan lain-lain juga tersendat,” ujar Jongkie kepada Bisnis, Kamis (19/10/2023).
Meski demikian, sektor dari konstruksi atau infrastruktur disebut masih menjanjikan lantaran masih membutuhkan unit truk sebagai pengangkut barang.
Baca Juga
Berdasarkan merek, Mitsubishi Fuso mencatatkan penjualan paling banyak dengan jumlah 23.363 unit sepanjang Januari-September 2023. Namun, turun 11,88% secara yoy dari 26.513 unit.
Direktur Sales dan Marketing Mitsubishi Fuso Duljatmono mengatakan, penjualan yang menurun tersebut disebabkan oleh kondisi perekonomian dan juga faktor pembiayaan atau leasing dari sektor pertambangan. Sementara itu, untuk sektor komoditas sawit (crude palm oil/CPO) masih relatif stabil, meski tidak setinggi pada awal tahun.
“Kalau sektor masih CPO itu relatif September baik, tapi tidak sebaik awal tahun. Harga coal juga bagus tapi demand tidak stabil terutama karena isu sektor tambang ini leasing cukup ketat,” jelas Duljatmono.
Penjualan terbanyak selanjutnya dicatatkan oleh Hino dengan penjualan sebanyak 19.038 unit, turun 7,64% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 20.613 unit.
Chief Operating Officer (COO) Hino Motors Santiko Wardoyo menyebut, adanya penurunan disebabkan oleh sektor pertambangan yang lesu sehingga otomatis mempengaruhi kinerja penjualan truk.
Di sisi lain, untuk sektor tambang lainnya seperti logam nikel masih cenderung stabil ketimbang sektor tambang seperti batu bara. Kemudian, komoditas sawit pun juga terbilang lesu lantaran adanya fenomena El Nino yang membuat panen kian sulit dan mempengaruhi pengangkutan.
“Sama ada satu adalah masalah sawit ini kan banyak kena El Nino sehingga kering semua. Jadi pengaruh di masalah panennya,” ujar Santiko kepada Bisnis, Kamis (19/10/2023).
Kemudian, terdapat dua entitas Astra International (ASII), yakni Isuzu yang menjual sebanyak 15.289 unit truk, turun 9,61% dari 15.289 unit. Lalu, UD Trucks mencatatkan penjualan sebanyak 1.417 unit, naik 0,71% dari 1.407 unit.
Marketing and Business Development Head PT UD Trucks Astra Motor Indonesia Christine Arifin menyebut, peningkatan penjualan berkat adanya faktor pemulihan perekonomian, serta sektor pertambangan batu bara dan logam nikel yang disebut masih ada ruang untuk tumbuh.
“Peluang pasar yang masih terus tumbuh datang dari kedua sektor ini,” ujar Christine kepada Bisnis, Kamis (19/10/2023).
UD Trucks pun memasang target penjualan di level 1.800 unit sampai akhir tahun ini. Demi mengejar target tersebut, entitas ASII itu juga akan fokus untuk sektor industri dan logistik.
Marketing Communication Manager Isuzu Astra Puti Annisa Moeloek menuturkan, adanya penurunan penjualan lebih disebabkan oleh kondisi pasar yang menurun dan tidak serta merta berarti penjualan Isuzu terkoreksi.
“Kenapa turun? karena karena emang market-nya sendiri turun. Bukan karena kinerja Isuzu yang turun, tapi memang market-nya yang lagi turun,” jelasnya.