Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) bakal menggelar rapat bersama dengan agen pemegang merek (APM) motor listrik, dan juga pemerintah mengenai kepastian dari perubahan syarat subsidi motor listrik.
Adapun salah satu kendala yang dialami saat ini adalah mengenai penyesuaian data Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (Sisapira) dengan perubahan syarat subsidi motor listrik sesuai dengan Permenperin 21/2023.
Sampai dengan Senin (11/9/2023), masih terdapat pengumuman bahwa laman Sisapira.id sedang menjalani migrasi sistem data Kependudukan Berbasis NIK guna penyaluran bantuan pembelian KBLBB-R2 oleh pemerintah.
Ketua Aismoli Budi Setiyadi mengatakan dalam rapat kerja tersebut para APM dapat menyampaikan secara langsung kepada para stakeholder yang memang mengelola terkait Sisapira. Adapun beberapa stakeholder yang dimaksud adalah kementerian, terkait dan juga PT Surveyor Indonesia.
“Terkait menyangkut masalah kendala ya karena sekarang ini Sisapira sedang penyesuaian dengan regulasi revisi dari Permenperin 21/2023,” ujar Budi kepada Bisnis, Senin (11/9/2023).
Selain itu, dia menyebut jika Sisapira sudah dapat berjalan menyesuaikan dengan aturan baru yang berlaku maka kondisi untuk percepatan populasi motor listrik sudah dalam kondisi yang ideal.
Baca Juga
Namun, dia menilai pemerintah juga membutuhkan koordinasi antara kementerian terkait hal ini bersama dengan PT Survey Indonesia yang menyiapkan situs sisapira. Dia pun berharap Sisapira dapat berjalan sesuai dengan regulasi yang sudah berlaku.
“Kami sudah komunikasi dengan pihak Surveyor Indonesia. Memang sedang penyesuaian dengan peraturan yang terbaru,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Aismoli bersama para anggotanya baru menanggapi adanya Permenperin 21/2023 yang mengubah syarat penerimaan motor listrik menjadi 1 NIK 1 motor listrik.
Dia pun menilai kapasitas produksi motor listrik di Indonesia saat ini dapat melebihi 200.000 unit sehingga jumlah populasi motor listrik saat ini lebih bergantung pada permintaan dan juga pendekatan dengan masyarakat sebagai calon konsumen.
“Saya juga melihat kapasitas produksinya juga bisa lebih dari 200.000 artinya dari suplai ada dan tinggal sekarang demand-nya ini,” katanya.