Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan otomotif asal Vietnam, VinFast buka suara terkait permintaan pemerintah untuk mengganti lahan sawah yang menjadi areal pembangunan pabrik perseroan di Subang, Jawa Barat.
Pemerintah mengidentifikasi bahwa dalam peta tata ruang kawasan pabrik VinFast tersebut masih berstatus Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), meskipun area sawah telah nihil. Itu sebabnya, pemerintah menyebut penyelarasan ini dilakukan agar investasi tetap berjalan dan lahan pertanian dapat tergantikan.
Vinfast pun diminta untuk mengganti lahan sawah seluas tiga kali lipat dari lahan pembangunan pabrik yang masih berstatus LP2B.
CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, VinFast akan selalu mematuhi dan akan terus menjunjung tinggi komitmen kuatnya terhadap kepatuhan hukum dan lingkungan secara penuh dalam semua kegiatan proyek.
"Berdasarkan semua dokumen resmi yang kami peroleh hingga saat ini, tidak ada catatan penunjukan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan [LP2B] di lokasi yang disetujui untuk pabrik kami di Subang," ujar Kariyanto kepada Bisnis, dikutip Senin (25/8/2025).
Kendati demikian, menurutnya, VinFast tetap akan mematuhi regulasi dan arahan dari pemerintah, sebagai upaya untuk menjaga kelancaran investasi perseroan.
Baca Juga
"Kami menghargai arahan pemerintah dan sebagai bagian dari investasi dan kemitraan berkelanjutan kami di Indonesia, kami tetap berkomitmen untuk selalu menjaga komunikasi yang beritikad baik dengan pihak berwenang," katanya.
Kariyanto pun menjelaskan bahwa proses pembangunan pabrik mobil listrik VinFast berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan tetap berada pada jalur (on-track) untuk diselesaikan pada akhir 2025.
Perlu diketahui, sejak memasuki pasar Indonesia pada tahun lalu, VinFast telah meluncurkan empat model BEV, yakni VinFast VF 3, VF e34, VF 5, dan VF 6.
Adapun, pabrik pertama VinFast di Indonesia ini berdiri di atas lahan seluas 170 hektare dengan investasi awal sekitar US$200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun.
Kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 50.000 unit mobil listrik per tahun. Fasilitas perakitan ini juga mencakup beberapa area produksi utama seperti body shop, general assembly shop, paint shop, dan area pengujian, dan lain-lain.
Pemerintah Minta Vinfast & BYD Ganti Lahan Sawah 3 Kali Lipat
Berdasarkan catatan Bisnis, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, pabrik kendaraan listrik BYD dan VinFast sejatinya akan membuka lapangan kerja yang sangat besar. Namun, dia menyoroti status LP2B di kawasan tersebut.
“Tadi sudah disebutkan di areal itu ada kalimat LP2B, tetapi sesungguhnya areal sawahnya sudah tidak ada. Namun, kalimat LP2B-nya masih ada di peta data tata ruang,” ujar Dedi, Kamis (14/8/2025).
Dedi lantas mengaku mendapatkan rekomendasi strategis dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengganti lahan pengganti baru sebanyak tiga kali lipat dari peta yang ada.
“Saya mendapat rekomendasi strategis untuk mengganti tiga kali lipat. Jadi kalau ada area LP2B seluas 200 hektare, maka nanti disiapkan 600 hektare sawah baru,” jelasnya.