Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepastian Proyek Baterai IBC-LG Energy Senilai Rp122 Triliun, Ditentukan Besok

Indonesia Battery Corporation atau IBC optimistis LG Energy Solution Ltd tetap berkomitmen lakukan hilisasi produk baterai di Indonesia.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC) masih optimistis LG Group tidak mundur dari konsorsium proyek pengembangan baterai kendaraan di Indonesia.

IBC kembali buka suara terkait perkembangan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik oleh LG Energy Solution Ltd (LGES) di Indonesia.

Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan bahwa terkait dengan Proyek LG pada hari besok, akan ada pengumuman terkait dengan kerja sama ini.

“Itu tanggal 3 [besok], ada pengumuman dari Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM),” ujar Toto saat ditemui di Grand Sahid, Selasa (1/8/2023) sore.

Namun, Toto tidak menjabarkan terkait dengan  pengumuman pada hari esok tentang Proyek LG antara pemerintah dan LGES ini.

Sebelumnya, Toto mengatakan bahwa pihaknya tengah menunggu keputusan akhir LGES dari pemerintah. Menurutnya, kabar terbaru dari komitmen LGES di Indonesia akan keluar pada pekan ini.

"Jadi intinya sekarang dari aspek Kementerian sedang melakukan struktur akhir dari LG jadi itu yang sudah dicanangkan dan harusnya minggu ini ada kabar lagi, karena yang penting tuh begini LG sudah investasi di downstream tinggal prekursor sudah. Sampai ke depannya seperti apa ini yang sedang kita tunggu dari pemerintah," tuturnya di Jakarta, Senin (12/6/2023).

Kemudian, dia meyakini LG akan melanjutkan komitmennya di Indonesia. Pasalnya, LG saat ini sudah melakukan investasi di hilir bersama dengan Hyundai untuk memproduksi sel baterai.

Oleh sebab itu, kata Toto, LG tidak akan mundur dalam proyek hilirisasi mineral di Indonesia. Apalagi, sampai melakukan impor bahan baku baterai kendaraan listrik dari negara asalnya Korea Selatan.

"Pasti karena mereka [LGES] sudah investasi di hilir dan pasti, begini mereka sudah membuat pabrik baterai di sini, mereka  harus memberikan suplai. Tidak mungkin mereka impor dari Korea untuk katoda dan anodanya jadi itulah kenapa nanti harus ada pasokan dari Indonesia terkait bahan bakunya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper