Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC) buka suara terkait kepastian hilirisasi baterai kendaraan listrik oleh LG Energy Solution Ltd (LGES) di Indonesia.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan pihaknya tengah menunggu keputusan akhir LGES dari pemerintah. Menurutnya, kabar terbaru dari komitmen LGES di Indonesia akan keluar pada pekan ini.
"Jadi intinya sekarang dari aspek Kementerian sedang melakukan struktur akhir dari LG jadi itu yang sudah dicanangkan dan harusnya minggu ini ada kabar lagi, karena yang penting tuh begini LG sudah investasi di downstream tinggal prekursor sudah settle. Sampai ke depannya seperti apa ini yang sedang kita tunggu dari pemerintah," tuturnya di Jakarta, Senin (12/6/2023).
Kemudian, dia meyakini LG akan melanjutkan komitmennya di Indonesia. Pasalnya, LG saat ini sudah melakukan investasi di hilir bersama dengan Hyundai untuk memproduksi sel baterai.
Oleh sebab itu, kata Toto, LG tidak akan mundur dalam proyek hilirisasi mineral di Indonesia. Apalagi, sampai melakukan impor bahan baku baterai kendaraan listrik dari negara asalnya Korea Selatan.
"Pasti karena mereka [LGES] sudah investasi di hilir dan pasti, begini mereka sudah membuat pabrik baterai di sini, mereka harus memberikan suplai. Tidak mungkin mereka impor dari Korea untuk katoda dan anodanya jadi itulah kenapa nanti harus ada pasokan dari Indonesia terkait bahan bakunya," tambahnya.
Baca Juga
Adapun, dengan adanya beberapa proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia, maka baterai buatan lokal ini dapat menjangkau pasar baterai secara global mulai dari China, Amerika Serikat, dan Eropa.
Sebagai informasi, kepastian LG dalam kelanjutan rencana investasi penghiliran baterai kendaraan listrik di Indonesia disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Dia menuturkan dirinya telah menerima surat komposisi LG yang baru terkait dengan rencana investasi penghiliran baterai listrik bersama dengan usaha patungan IBC ini.
“Waktu itu konsorsium LG sempat disetop sedikit karena masih negosiasi, negosiasinya sekarang sudah selesai, suratnya sudah ada dikasih ke kami,” kata Bahlil selepas rapat di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Jumat (9/6/2023).