Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif Mobil China Tembus US$72,3 Miliar, Tidak Ekslusif Mobil Listrik

Pemerintah China tidak membatasi pemberian insentif pajak meliputi mobil listrik baterai (BEV), hybrid (HEV), hinga Fuel Cell (FCEV).
Truk hidrogen Toyota dan Hino. /Toyota
Truk hidrogen Toyota dan Hino. /Toyota

Bisnis.com, BEIJING- Pemerintah China menggulirkan paket insentif pajak terbaru untuk kendaraan ramah lingkungan, tidak ekslusif untuk battery electric vehicle (BEV).

Dikutip dari Reuters, pada Kamis (22/6/2023), Pemerintah China menggulirkan keringanan pajak senilai 520 miliar yuan, setara US$72,3 miliar. Paket insentif ini merupakan yang terbesar sejauh ini.

Kebijakan agresif tersebut diambil guna mendorong pertumbuhan penjualan mobil yang belakangan melambat. Seturut pelemahan ekonomi China, pasar mobil terbesar di dunia itupun dikhawatirkan ikut turun.

Alhasil, pemerintah berupaya memberikan bantuan keuangan secara luas.  "Perpanjangan empat tahun lagi [program insentif] mengalahkan ekspektasi pasar," kata Cui Dongshu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Mobil Penumpang China.

Program insentif pajak inipun menyasar tidak hanya mobil berbasis BEV, tetapi hampir seluruh teknologi rendah emisi. China menyebutnya produk kendaraan energi baru (New Energy Vehicle/NEV) yang dibeli pada tahun 2024 dan 2025 akan dibebaskan dari pajak pembelian sebesar 30.000 yuan ($4.170) per kendaraan.

“Pengecualian akan dibelah dua dan dibatasi hingga 15.000 yuan untuk pembelian yang dilakukan pada tahun 2026 dan 2027,” kata Kementerian Keuangan dalam sebuah pernyataan.

China sebelumnya juga menawarkan subsidi untuk pembelian EV selama lebih dari satu dekade, tetapi program tersebut berakhir tahun lalu.

Paket baru ini memperluas pembebasan pajak pembelian NEV saat ini yang berakhir pada akhir 2023. NEV mencakup BEV semua baterai, PHEV (Plug In Hybrid), FCEV (Fuel Cell) yang berbahan bakar hidrogen.

“Keringanan pajak NEV kumulatif, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 dan diperpanjang tiga kali baru-baru ini pada tahun 2022, melebihi 200 miliar yuan pada tahun lalu, “kata Wakil Menteri Keuangan Xu Hongcai pada konferensi pers.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper