Bisnis.com, JAKARTA- Honda Motor dan GS Yuasa berkomitmen membangun pabrik baterai dan rantai pasoknya senilai 400 miliar yen, atau setara US$2,99 miliar.
Dikutip dari Nikkei, pada Jumat (28/4/2023), keduanya akan menginvestasikan dana besar itu untuk mengembangkan dan memproduksi sel secara massal untuk kendaraan listrik dan kebutuhan rumah.
Sebagai langkah awal, perusahaan akan membangun pabrik baterai lithium-ion domestik dengan target kapasitas 20 GWH atau lebih.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) akan memberikan subsidi sekitar 150 miliar yen untuk membantu upaya perusahaan.
Banyak perusahaan terkait baterai sejauh ini telah banyak berinvestasi di China, pasar EV terbesar di dunia, dan AS yang meningkatkan upaya untuk merayu investasi. Sebaliknya, Jepang bertujuan untuk meningkatkan daya saingnya di lapangan dengan mendukung produksi dalam negeri, karena khawatir akan kehilangan teknologi penting dan infrastruktur industri.
Honda dan GS Yuasa berencana untuk berkolaborasi tidak hanya dalam produksi baterai melalui usaha baru ini, tetapi juga dalam penjualan dan operasi bisnis lainnya.
Baca Juga
Pemerintah Jepang pada bulan Desember menetapkan baterai penyimpanan sebagai produk penting yang strategis, dan melihat pengembangan dan produksi dalam negeri sebagai kunci keamanan ekonomi. Honda dan GS Yuasa akan menjadi yang pertama menerima subsidi terkait program pengembangan baterai.
METI menyisihkan 330 miliar yen untuk mendukung produksi dan pengembangan baterai domestik dalam anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal 2022, dan berencana untuk memberikan bantuan kepada produsen lain.
Rantai pasokan mobil Jepang saat ini berfokus pada kendaraan bertenaga mesin (ICE). Ada kekhawatiran transisi ke listrik dapat membahayakan jutaan pekerjaan otomotif, serta teknologi dan kemampuan industri yang dibangun selama bertahun-tahun.
Membina berbagai bisnis yang terkait dengan EV, termasuk pembuat baterai, dianggap penting untuk mempertahankan persaingan dalam mobil. Baterai penyimpanan juga merupakan bagian penting untuk mempromosikan energi terbarukan, yang dapat mengalami fluktuasi output yang signifikan berdasarkan cuaca.
METI menyisihkan 330 miliar yen untuk mendukung produksi dan pengembangan baterai domestik dalam anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal 2022, dan berencana untuk memberikan bantuan kepada produsen lain.
Di tempat lain di Jepang, Envision AESC Group menginvestasikan sekitar 50 miliar yen untuk membangun pabrik baterai di prefektur Ibaraki. Fasilitas ini diharapkan untuk memulai produksi skala penuh tahun depan, dengan kapasitas untuk melengkapi lebih dari 70.000 kendaraan.
Investasi dalam baterai EV diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan global untuk kendaraan tersebut.