Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yakin Dapat Insentif Bus Listrik, Produksi MABI Besutan Moeldoko Digenjot

Bus listrik buatan Mobil Anak Bangsa Indonesia atau MABI yang digawangi Moeldoko optimistis bisa mengantongi TKDN minimal 20 persen.
Pengunjung melihat-lihat bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa (MAB) pada ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (Giicomvec) 2018 di Jakarta, Sabtu (3/3/2018). MAB mendapatkan komitmen pembelian 200 unit dengan nilai diperkirakan mencapai Rp700 miliar. /Bisnis.com-Dwi Prasetya
Pengunjung melihat-lihat bus listrik produksi PT Mobil Anak Bangsa (MAB) pada ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (Giicomvec) 2018 di Jakarta, Sabtu (3/3/2018). MAB mendapatkan komitmen pembelian 200 unit dengan nilai diperkirakan mencapai Rp700 miliar. /Bisnis.com-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mobil Anak Bangsa Indonesia (MABI) bakal meningkatkan produksi bus listrik sebanyak 500-1.000 unit per tahun dari kapasitas saat ini sekitar 150-200 unit. Hal itu seiring dengan adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk bus listrik.

Direktur Utama PT Mobil Anak Bangsa, Kelik Irwantono mengatakan pihaknya bakal menambah investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi. Adapun, hingga kini pabrikan bus listrik besutan Kepala Staf Presiden Moeldoko memiliki kapasitas produksi 150 - 200 unit. 

"Saat ini kalau bicara [kapasitas produksi] setahun 150-200 unit bus, tapi kalau kami lihat begini ya kami akan coba berpikir untuk investasi menambah pabrik. Karena market-nya ini kan bakal naik dengan adanya insentif ini. Jadi, kami akan coba mencari jalan untuk meningkatkan pabrik, atau paling bisa bisa meningkat jadi 500-1000 unit per tahun," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Selasa (4/4/2023).

Kemudian, dia mengatakan bahwa saat ini yang menjadi fokus MABI adalah memperoleh sertifikat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Pasalnya, hal ini menjadi syarat untuk mengikuti program insentif bus listrik pemerintah. 

Lebih lanjut, kata Kelik, dengan adanya sertifikat TKDN, maka hal ini akan menjadi bukti konkret bahwa produknya merupakan buatan dalam negeri. 

"Ini [program insentif] kan perlu dibuktikan dalam sertifikasi TKDN, kami sudah proses ini sekitar dua mingguan sertifikasinya. Hal ini menjadi perlu sebagai bukti konkret tertulis," jelasnya. 

Adapun, MABI mengklaim bus listriknya memiliki kandungan lokal 30-40 persen. Berdasarkan hitung-hitungan internal, proses perakitan bus listrik saja mencapai 15 persen - 20 persen.

Belum lagi, ditambah oleh komponen yang telah dibuat lokal mulai dari kaca, bahan baku body, dan sebagainya yang diperkirakan memiliki bobot 5-10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper