Bisnis.com, JAKARTA – Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 tengah ramai dibicarakan setelah musisi ternama Tanah Air, Sammy Bramantyo membatalkan pemesanan setelah menunggu 10 bulan lebih.
Persoalannya, selain menunggu terlalu lama, Sammy kecewa terhadap tawaran ‘pintu belakang’ dengan biaya tambahan yang memungkinkan ketersediaan mobil hadir lebih cepat.
Singkatnya, dia keberatan karena ada yang menyerobot antrean inden dengan membayar lebih untuk Ioniq 5. Alhasil, Bassist Grup Band Seringai ini meminta kembali uang muka 100 persen meski harus menunggu dua minggu.
Menanggapi hal tersebut, Head Of Public Relations PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Uria Simanjuntak mengatakan pihaknya telah menetapkan Manufacturer Suggested Retail Price (MSRP) sebagai arahan untuk harga resmi dari setiap produk Hyundai.
“Hyundai Motors Indonesia selaku distributor telah menetapkan MSRP sebagai arahan dan himbauan mengenai harga resmi dari setiap produk yang dapat digunakan oleh setiap dealer,” ujar Uria kepada Bisnis, Minggu (26/3/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sejak diluncurkannya pada tahun lalu, Ioniq 5 menjadi mobil terlaris sekaligus andalan Hyundai dalam persaingan mobil listrik di Indonesia.
Baca Juga
Kemudian, Uria mengaku bahwa permintaan yang tinggi untuk Hyundai Ioniq 5 saat ini diluar ekspektasi pihaknya. Oleh karena itu, HMID tengah berkoordinasi dengan prinsipal di Korea Selatan agar menambah kuota produksi Ioniq 5 pada 2023.
“Ioniq 5 sejak pertama kali diluncurkan sudah menjadi salah satu produk terlaris Hyundai di Indonesia, dan ini di luar ekspektasi kami terkait permintaan yang tinggi dari masyarakat untuk Ioniq 5 yang berpengaruh langsung kepada masa tunggu yang lebih lama,” jelas Uri.
Diberitakan sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) PT HMID, Makmur, mengatakan bahwa untuk memenuhi permintaan mobil listrik ke depan. Pabrikan Hyundai di Indonesia saat ini sudah meningkatkan kapasitas produksi hingga empat kali lipat dari tahun sebelumnya berkat dukungan dari prinsipal di Korea Selatan.
Alhasil, masa tunggu atau inden yang sebelumnya mencapai satu tahun, kini dipangkas lebih cepat menjadi enam bulan.