Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Targetkan Produksi 10,6 Juta Unit pada 2023

Pada periode fiskal 2023, Toyota Motor menargetkan mampu memproduksi 10,6 juta unit, naik dari perkiraan realisasi produksi tahun lalu sekitar 9,2 juta unit.
Toyota Mirai, mobil berbahan bakar cell tengah menunggu pemeriksaan akhir di pabrik Toyota Motor Corp. di Aichi Prefecture, Jepang, 11 April 2019. REUTERS/Joe White
Toyota Mirai, mobil berbahan bakar cell tengah menunggu pemeriksaan akhir di pabrik Toyota Motor Corp. di Aichi Prefecture, Jepang, 11 April 2019. REUTERS/Joe White

Bisnis.com, JAKARTA- Toyota Motor Corp. memperkirakan bisa memproduksi hingga 10,6 juta unit pada periode fiskal 2023.

Seperti diberitakan nikkei.com, prinsipal Jepang itu tetap menargetkan pertumbuhan yang agresif pada tahun ini. Namun, perusahaan yang kini dipimpin Akio Toyoda itu tetap mengingatkan terdapat risiko pada tahun ini seperti gangguan pasokan suku cadang, imbas dari pemulihan kondisi pandemi Covid-19.

Produsen mobil terbesar di dunia itu masih memperhitungkan kemungkinan penurunan target sekitar 10 persen. Toyota menilai penetapan target awal sangat penting untuk memastikan seluruh rantai pasok bisa bersiap dan menghadapi risiko yang masih besar seperti kekurangan chip semikonduktor.

Pada tahun fiskal 2022 yang berakhir pada Maret 2023 ini, Toyota memperkirakan berhasil memproduksi sebanyak 9,2 juta unit.

Target produksi itupun sempat mengalami revisi. Pada November lalu, perusahaan telah memangkas target dari 9,7 juta unit menjadi 9,2 juta unit.

Penurunan target itu lantaran kenaikan biaya material sekaligus terjadinya kelangkaan chip semikonduktor. Tekanan permintaan terjadi pada pasar global dan domestik Toyota.

Tercatat pada November, Toyota berhasil memproduksi secara global sebanyak 833.104 unit. Rinciannya, untuk pasar domestik Jepang, Toyota memproduksi sebanyak 266.174 unit, sisanya merupakan produksi mancanegara.

Walau begitu, Toyota melihat adanya penguatan permintaan global. Pada November, terjadi peningkatan pasar terutama di Amerika Utara setelah dihantam pandemi dan kelangkaan pasokan komponen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper