Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangani Limbah Baterai Mobil Listrik, Hyundai Indonesia Gandeng Induk di Korsel

PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) sudah menyiapkan tim khusus dari Hyundai Global untuk mengolah limbah baterai kendaraan listrik.
Hyundai Kona EV dan Hyundai Ioniq EV di Pabrik Mobil Listrik Hyundai di Sukamukti Bekasi, Jumat (6/11/2020). /KeMenko Marves
Hyundai Kona EV dan Hyundai Ioniq EV di Pabrik Mobil Listrik Hyundai di Sukamukti Bekasi, Jumat (6/11/2020). /KeMenko Marves

Bisnis.com, JAKARTA – PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) sudah menyiapkan tim khusus dari Hyundai Global untuk mengolah limbah baterai kendaraan listrik.

Head of Public Relation PT HMID Uria Simanjuntak mengungkapkan, saat ini pihaknya sudah menyiapkan tim khusus dari Hyundai global untuk menangani limbah baterai. Nantinya, setiap perwakilan Hyundai di setiap negara akan berkoordinasi dengan pihak Hyundai global

“Untuk ini [masalah limbah baterai] sudah disiapkan tim dan divisi khusus dari Hyundai global. Jadi nanti dari setiap negara termasuk di Indonesia akan berkoordinasi dengan tim dari pihak prinsipal global,” ujar Uria saat dihubungi Bisnis, Senin (14/11/2022).

Terkait hal itu, dikutip koreatimes.co.kr, Selasa (15/11/2022), Hyundai Motor Group sudah menyiapkan cetak biru untuk mengolah limbah baterai dengan membentuk gugus tugas di Korea. 

Tujuannya adalah untuk mendapatkan baterai limbah dari tempat barang rongsokan dan dealer melalui Hyundai Glovis, yang bertanggung jawab atas logistik, dan menggunakan baterai yang diproduksi ulang melalui Hyundai Mobil.

Hasil daur ulang limbah baterai akan digunakan untuk keperluan yang berbeda. Jika baterai daur ulang didiagnosis dan kinerjanya tetap pada 80 persen hingga 90 persen, baterai tersebut digunakan kembali untuk EV setelah menjalani kembali proses manufaktur. 

Namun, jika kinerja residual berada pada level 60 persen hingga 70 persen, limbah baterai digunakan kembali di fasilitas pengisian daya seperti sistem penyimpanan energi atau ESS.

Hyundai Motor sedang meneliti daur ulang limbah baterai untuk menggunakannya sebagai sarana tambahan seperti pembangkit listrik tenaga surya.  Limbah baterai yang kinerja residunya turun di bawah 60 persen melalui proses daur ulang dengan memulihkan bahan baku seperti nikel dan kobalt untuk digunakan kembali dalam baterai baru.

"Perusahaan besar memasuki pasar daur ulang baterai limbah akan menciptakan siklus sumber daya berkelanjutan yang baik, dan hal ini bisa mengamankan bahan dan sumber daya baterai yang diperlukan," ujar pejabat industri Korea.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper