Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Motor Listrik Dibutuhkan Serap Surplus Listrik PLN, Ini Buktinya

Pemerintah akan menyuntikan tambahan modal untuk produksi Gesits. Kehadiran motor listrik diharapkan mampu menyerap surplus produksi listrik PLN.
Presiden Joko Widodo mengenakan helm sebelum menjajal motor listrik buatan dalam negeri Gesits, seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terkait produksi di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo mengenakan helm sebelum menjajal motor listrik buatan dalam negeri Gesits, seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terkait produksi di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah berupaya menggenjot produksi motor listrik, khususnya Gesits yang dibesut anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Hal ini dilakukan demi menyerap kelebihan pasokan listrik yang digawangi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

Hal itu disampaikan langsung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berencana untuk menambah modal pada pabrikan motor listrik Gesits. Menurut Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, penambahan modal untuk Gesits diharapkan dapat meningkatkan produksi motor setrum yang dikerjakan Wika Industri Manufaktur (WIMA) yang merupakan perusahaan patungan antara PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA dengan PT Gesits Technologies Indo pada 2018 lalu.  

“Gesits akan kita kembangkan, kita berencana untuk menambahkan modal di Gesits juga sehingga bisa untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka dalam waktu dekat,” kata Pahala saat acara SOE International Conference & Expo 2022: Driving Sustainable and Inclusive Growth, Minggu (16/10/2022). 

Menurut Pahala, peningkatan kapasitas produksi pabrikan Gesits itu akan berdampak signifikan pada upaya percepatan ekosistem kendaraan listrik nasional. Dengan demikian, dia berharap, masyarakat dapat segera beralih menuju pada kendaraan berbasis listrik secara bertahap nantinya. 

Di sisi lain, dia mengatakan, program percepatan pembentukan ekosistem kendaraan listrik juga diharapkan dapat menyerap kelebihan pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN saat ini. Apalagi, kata dia, PLN bakal mendapatkan kelebihan pasokan listrik mencapai 7 gigawatt (GW) di akhir 2022 hingga awal 2023.  

“PLN saat ini kemungkinan akan menghadapi masuknya jumlah listrik sebesar 7 GW di 2022 akhir sampai awal 2023 juga akan mendapatkan manfaat karena akan mengurangi ekses listrik,” kata dia.  

Hingga kini, PT WIKA Industri Manufaktur atau Wima mengklaim mempunyai kapasitas terpasang mencapai 200 unit per hari, atau sekitar 50.000 unit per tahun. Pada Maret lalu, Gesits telah menjalin kongsi bersama Gojek-Gogoro, PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), dan Pertamina untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik. 

Dalam hal program elektrifikasi, pemerintah pun telah menetapkan target produksi kendaraan roda dua dan tiga berbasis listrik mencapai  6 juta unit pada 2025. Sebaliknya, secara faktual, hingga kini hanya sedikit produk motor listrik yang memenuhi target tingkat komponen dalam negeri (TKDN). 

Target minimum nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bagi kendaraan roda dua atau tiga mengacu pada Permenperin No.6/2022 yang mengatur peta jalan industri kendaraan listrik, spesifikasi, sekaligus formulasi perhitungan TKDN. Untuk produk roda dua dan tiga, TKDN dipatok hingga 40 persen sampai dengan 2023, kemudian 60 persen pada periode 2024 hingga 2025, serta minimum 80 persen dimulai pada 2026 hingga 2031.

Hanya beberapa gelintir produk motor listrik yang menggapai target TKDN tersebut. Adapun motor listrik Gesits G1 milik PT Wika Industri Manufaktur juga telah mengantongi sertifikat TKDN bernomor 810/SJ-IND.8/TKDN/4/2021. Gesits G1 yang dirakit di Bogor, Jawa Barat itu telah mencapai nilai TKDN 46,73 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper