Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalah dari Thailand, Indonesia Masih Bisa Genjot Ekspor Mobil

Dari sisi produksi, kinerja industri otomotif Indonesia masih berada di bawah Thailand.
Ilustrasi  fasilitas produksi mobil /Bloomberg
Ilustrasi fasilitas produksi mobil /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi kendaraan roda empat Thailand menjadi paling besar se-Asean, bahkan mendominasi kendaraan impor dalam bentuk utuh (CBU) di Tanah Air. Sebaliknya, Indonesia merupakan pasar terbesar di kawasan, tetapi masih di bawah "Negeri Gajah Putih" dalam hal produksi dan ekspor mobil. 

Ketua Bidang Transportasi, Lingkungan, dan Infrastruktur Gaikindo Henry Tanoto mengakui sejauh ini volume produksi kendaraan roda empat Thailand masih lebih besar. Produksi mobil yang melampaui kemampuan Indonesia itu ditopang kinerja ekspor dan pasar domestik. 

Hal tersebut bisa terlihat dari data Asean Automotive Federation (AAF). Sepanjang semester I/2022, produksi kendaraan roda empat di Thailand sebanyak 911.087 unit,  Indonesia sebesar 658.285 unit.

“Sementara market domestik kita di Indonesia walaupun lebih besar, tetapi harus tetap mengembangkan pasar ekspor baru,” katanya kepada bisnis.com, Kamis (4/8/2022).

Gaikindo saat ini memang tengah mendorong ekspor otomotif demi membantu meningkatkan devisa Indonesia. Salah satu pasar yang punya peluang besar adalah Australia.

Negeri Kanguru butuh banyak truk tetapi tak punya pabrik. Sebagai negara yang cukup banyak memproduksi kendaraan jenis niaga, tak ada satupun mobil dari Indonesia.

Demi menciptakan pasar tersebut, anggota Gaikindo butuh izin dari kantor pusat atau prinsipal untuk memberikan izin ekspor truk. Asosiasi pun meminjam tangan pemerintah untuk melobi di setiap perusahaan induk.

Pekan lalu, pemerintah ke Jepang dan melakukan pertemuan dengan beberapa prinsipal otomotif. Mitsubishi Motor Company (MMC) sudah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pasar ekspor, bahkan memperluasnya.

“Mitsubishi terus merealisasikan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi mobil hybrid dan meningkatkan pasar ekspor, termasuk melakukan perluasan pasar ekspor baru, dari 30 menjadi 39 negara, sampai dengan tahun 2024,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan pers, Jumat (29/7/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper