Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lagi Naik Daun, Ini Dia Sejarah Lahirnya Suzuki Karimun Kotak di Indonesia

Suzuki Karimun generasi pertama yang kerap disebut Karimun kotak dijual di Tanah Air sejak 1999 hingga 2006 oleh PT Suzuki Indomobil Motor (d/h PT Indomobil Suzuki International).
Suzuki Karimun generasi pertama kotak dijual di Indonesia sejak 1999 hingga 2006.
Suzuki Karimun generasi pertama kotak dijual di Indonesia sejak 1999 hingga 2006.

Bisnis.com, JAKARTA - Suzuki Karimun generasi pertama yang kerap disebut Karimun kotak atau Karko sedang naik daun. Salah satu pemicunya adalah unggahan video dari musisi sekaligus pelawak Andre Taulany di kanal YouTube-nya Taulany TV.

Pria yang juga dikenal sebagai penggemar otomotif dan kolektor mobil itu diketahui baru saja menebus sebuah Karimun kotak. Dalam unggahan video terbarunya dijelaskan bahwa mobil tersebut milik salah seorang teman yang ternyata adalah DJ Pace.

Tidak disebutkan berapa nominal yang dikeluarkan oleh Andre. Dia hanya menyebut bahwa Karimun kotak itu dibeli untuk digunakan sebagai tunggangan harian dan membantu DJ Pace.

Namun yang jelas, harga Karimun kotak bekas terbilang tinggi untuk city car yang seusianya. Karimun kotak dijual di Tanah Air sejak 1999 hingga 2006 oleh PT Suzuki Indomobil Motor (d/h PT Indomobil Suzuki International).

Harga bekasnya tergolong stabil di angka Rp40-50 jutaan untuk keluaran 1999-2002 dan tipe DX keluaran 2003-2006. Sementara itu, untuk tipe GX keluaran 2003-2006 dijual dengan harga Rp50-70 jutaan.

Perbedaan antara tipe DX dan GX terletak pada kelengkapan aksesorisnya saja. Perbedaan yang paling mencolok adalah tidak adanya roof rail, aksen krom, lampu kabut, dan wiper belakang pada tipe DX.

Velg yang digunakan juga menjadi pembeda. Tipe GX menggunakan velg palang lima yang terlihat lebih sporty dibandingkan tipe DX.

Sementara itu, untuk Karimun kotak keluaran sebelum 2003 perbedaan dengan yang usianya lebih muda adalah model spion, aksen pada grill, dan tidak adanya lampu kabut. Selebihnya terbilang sama dengan tipe GX yang sama-sama menggunakan roof rail.

Sesuai namanya, Karimun kotak bentuknya cenderung mengotak seperti halnya sebuah minibus. Bentuk yang awalnya dianggap aneh oleh masyarakat Indonesia dan akhirnya diterima dengan baik karena keunggulannya.

Keunggulannya tentu saja adalah kabinnya yang lapang untuk sebuah city car. Terlihat kecil dan sempit dari luar, akan tetapi begitu masuk ke dalamnya kesan itu langsung menghilang.

Bentuk Karimun kotak merupakan bentuk yang lazim digunakan oleh mobil berukuran mini atau kei car di Jepang. Mobil ini memang turunan dari kei car andalan Suzuki, yakni Wagon R.

Menurut Presiden Komisaris PT Indomobil Sukses Internasional Soebronto Laras, Karimun kotak merupakan versi lokal dari Wagon R Wide atau versi non kei car dari Wagon R.

Sebagai catatan, Soebronto Laras atau Yonto merupakan salah satu tokoh dibalik kehadiran mobil tersebut. Saat masih menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional pada era 1990-an dialah yang memutuskan untuk menghadirkannya untuk konsumen di Indonesia.

\"Mobil itu dikembangkan dari kei car Wagon R yang kemudian ada versi non kei car-nya Wagon R Wide. Itu kemudian yang kita bawa ke Indonesia pada September 1999 tentunya dengan penyesuaian agar bisa diterima oleh masyarakat kita,\" katanya kepada Bisnis, Rabu (27/10/2021).

Mobil yang namanya merupakan singkatan dari \"carry to the moon\" itu memiliki banyak perbedaan dari Wagon R Wide. Perbedaan paling mencolok terletak pada mesin yang digunakan.

Karimun kotak menggunakan mesin legendaris Suzuki, yakni F-10A 970 cc 55 daya kuda dengan sistem bahan bakar karburator. Adapun, Wagon R Wide yang ada di Jepang menggunakan mesin K-10A yang dilengkapi dengan turbo dan sudah berteknologi injeksi.

Yonto menyebut pihaknya memutuskan untuk menggunakan mesin F-10A lantaran sudah terbukti keandalannya sejak 1980-an dan mudah dirawat. Selain itu, jika dipaksa menggunakan mesin K-10A harga jual Karimun kotak bisa melambung tinggi.

Tentunya, hal itu bukan pilihan bijak mengingat Indonesia kala itu baru saja bangkit dari krisis moneter 1998.

\"Mesin yang sama digunakan juga oleh Carry ST100, Jimny SJ410, Katana, dan Forsa. Untuk Carry ST100 ini kan digunakan juga sebagai angkutan kota, angkutan barang di banyak daerah. Ketangguhannya sudah teruji. Akhirnya diputuskan untuk pakai mesin itu di Karimun dengan sedikit penyesuaian,\" tuturnya.

Penyesuaian yang dimaksud adalah pemasangan mesin yang melintang lantaran terbatasnya ruang mesin dan penggunaan penggerak roda depan. Sistem pengapian dan penyaluran bahan bakar juga ikut disesuaikan.

Karimun kotak sudah menggunakan capacitor discharge ignition (CDI), alih-alih platina. Karburator yang digunakan juga sedikit berbeda karena dilengkapi dengan dua jarum skep dan pompa bahan bakar elektrik untuk efisiensi bahan bakar.

Yonto mengungkapkan beberapa tahun setelah peluncurannya Karimun kotak sukses mencuri hati masyarakat Indonesia. Permintaannya terbilang tinggi sampai-sampai di beberapa dealer Suzuki stoknya kosong.

Selain itu, Karimun kotak punya kesan tersendiri bagi Yonto. Tidak hanya menguji coba secara langsung, dia juga ikut berperan dalam iklan mobil tersebut bersama dengan pelawak Miing di awal 2000-an.

\"Waktu itu agensinya bilang, kenapa enggak saya saja yang jadi bintang iklannya. Kan saya sudah dikenal sebagai pereli dan sudah berkecimpung lama di dunia otomotif. Saya setuju dan akhirnya jadilah iklan itu, iklan yang memasukkan pohon ke dalam mobil,\" kenangnya.

Yonto merasa sangat senang karena Karimun kotak sampai saat ini masih diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa produk tersebut sukses dan kualitasnya diakui.

\"Masih tinggi harganya untuk mobil lama dan tak terpaut jauh dari harga barunya dulu di angka Rp70 jutaan. Tentu saja ini jadi kebanggaan, apalagi mobil ini perakitan atau pembuatannya dilakukan di Indonesia di Cakung dan Tambun, pabrik Suzuki,\" ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper