Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif PPnBM 2.500 cc di depan Mata, Begini Kata Toyota

Saat pasar ekspor otomotif mulai pulih, penjualan mobil di Tanah Air masih membutuhkan dukungan pemulihan.
 Calon pembeli mengunjungi pameran mobil di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (1/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Calon pembeli mengunjungi pameran mobil di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (1/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Innova dan Fortuner bisa dipastikan akan menerima insentif  pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0 persen untuk mobil baru berkubikasi 1.500 cc hingga 2.500 cc.

Kemungkinan itu muncul setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani menyetujui usulan terkait perluasan insentif PPnBM untuk mobil dengan kapasitas silinder maksimal 2.500 cc. Aturan ini rencananya berlaku April.

“Kami sedang di dalam proses untuk finalisasi PMK [peraturan menteri keuangan] yang nanti berlaku bulan April, terutama untuk yang di atas 1500 cc hingga 2500 cc,” ujar Sri Mulyani melalui konferensi pers virtual, Selasa (23/3/2021).

Vice President Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan saat ini perusahaan masih menunggu peraturan resmi terkait hal tersebut. Namun secara umum, perluasan insentif pajak barang mewah ke segmen mobil 2.500 cc akan memberikan daya ungkit lebih jauh terhadap industri otomotif. 

"Diharapkan tidak dengan market saja, tapi bisa simulasi lebih luas sampai ke industrinya, sampai juga ke local supplier," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (23/3/2021).

Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam juga menyampaikan hal senada. Dia mengatakan bahwa kebijakan tersebut diyakini mampu mendukung kelanjutan dari pemulihan ekonomi nasional.

“Dengan adanya insentif PPnBM, harapannya [pasar ekspor atau domestik ] bisa didorong ke ke level 80 sampai dengan 90 persen dari sebelum pandemi,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Bob, pasar otomotif domestik masih sangat membutuhkan dukungan pemulihan. Saat pasar ekspor sudah pulih ke level 70 persen, penjualan mobil di dalam negeri masih tertekan pada level 55 persen dari sebelum pandemi. 

Mengutip data Gaikindo, kinerja ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) Indonesia sepanjang dua bulan pertama tahun ini mencapai 51.294 unit. Volume ini tumbuh 1,1 persen dibandingkan tahun 2020. 

Apabila secara bulanan, aktivitas pengapalan industri otomotif pada Februari 2021 mampu mencatatkan peningkatan sebesar 50,8 persen atau tembus 30.840 unit CBU. Sementara pada Januari, ekspor mobil Indonesia tercatat sebanyak 20.454 unit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper