Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota-Astra Motor (TAM) masih optimistis pemerintah akan memberikan dukungan terhadap industri otomotif seiring adanya kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi 6,25%.
Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy mengatakan kenaikan suku bunga memiliki dampak secara langsung terhadap pasar otomotif. Terlebih lagi lembaga pembiayaan juga memperketat proses pengajuan kredit kendaraan bermotor.
Padahal, menurutnya, mayoritas konsumen Indonesia cenderung membeli mobil dengan menggunakan skema kredit. Alhasil kenaikan suku bunga juga turut berdampak terhadap konsumen.
“Kami sebagai salah satu bagian dari industri otomotif Indonesia, percaya bahwa pemerintah akan terus mendukung penuh agar market bisa tetap tumbuh positif,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/4/4024).
Toyota juga berupaya untuk memantau, dan menyesuaikan program yang diberikan untuk konsumen seiring terkereknya suku bunga. Hal ini juga akan menyesuaikan kondisi pasar, serta koordinasi dengan lembaga pembiayaan.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan Toyota secara wholesales mencapai 65.655 unit sepanjang Januari-Maret 2024, turun 23,5% dari 85.777 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Di satu sisi, dia menilai konsumen untuk segmen low cost green car (LCGC) cenderung resilien terhadap sentimen negatif yang menyelimuti pasar otomotif.
Hal ini lantaran konsumen LCGC didominasi oleh first car buyer atau pembeli mobil pertama yang harus naik kelas dari roda dua maupun transportasi umum untuk memiliki kendaraan roda empat.
“Pembeli segmen LCGC cenderung lebih resilien karena memang mereka sudah butuh kendaraan baru untuk menunjang mobilitasnya,” tuturnya.
Penjualan segmen LCGC dari Toyota melalui model Calya, dan Agya mencapai 14.957 unit pada kuartal I/2024, turun 6,23% dari 15.952 unit secara year-on-year (YoY). Dari angka tersebut, sebanyak 4.899 diantaranya merupakan model Agya, sedangkan 10.058 unit adalah Calya.