Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA) belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh industri otomotif karena terganjal oleh standar emisi.
Dia menyebutkan bahwa hambatan itu terjadi lantaran kendaraan Indonesia masih menggunakan Euro 4 untuk mobil bermesin bensin, sementara Australia telah menerapkan aturan emisi Euro 5.
“Salah satu yang bisa dimanfaatkan IA-CEPA adalah menggenjot orang Australia untuk menggunakan Toyota Innova dan Mitsubishi Xpander, tetapi, ternyata belum siap karena basisnya market kita, mobil yang diekspor masih berstatus Euro 2 atau 3,” ujarnya dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, baru-baru ini.
IA-CEPA mulai diberlakukan pada paruh kedua 2020, setelah selama sepuluh tahun dibahas di meja perundingan. Kesepakatan ini pun rampung pada masa yang dibutuhkan
Di bawah IA-CEPA, Australia bakal menghapus semua tarif impor Indonesia ke Australia, termasuk untuk kendaraan bermotor listrik. Di sisi lain, pasar otomotif Australia telah lama masuk dalam radar ekspor Indonesia.
Kebutuhan otomotif Australia yang mencapai 1,4 juta unit dalam setahun dinilai bisa menjadi peluang bagi Indonesia, terutama sejak aktivitas produksi otomotif di Negeri Kanguru tumbang pada awal 2010, sehingga pasokan otomotifnya dipenuhi lewat impor.
Baca Juga
Di sisi lain, Kementerian Perdagangan menyatakan telah menyiapkan langkah guna memastikan industri produk nonmigas berorientasi ekspor 2021 mengukir performa positif.
Mendag menuturkan bahwa selain China dan Jepang yang menjadi target negara tujuan andalan ekspor, sejumlah negara lain dinilai potensial menjadi lumbung peluang bagi industri berorientasi ekspor, terutama produk kendaraan bermotor jenis mobil.
Negara-negara potensial tersebut, di antaranya negara-negara Afrika berbahasa Prancis dengan pajak rendah untuk produk mobil. Pemerintah berencana membuka perjanjian dagang dengan negara-negara di kawasan tersebut untuk memaksimalkan pasar ekspor mobil.
Dia menambahkan bahwa pemerintah juga akan memberikan insentif terhadap industri otomotif dalam rangka mendorong kinerja ekspor tahun ini. “Kalau semuanya berjalan sesuai dengan rencana, saya yakin ekspor nonmigas RI tahun ini bisa tumbuh hingga 6,3 persen.”