Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Kementerian Perindustrian akan melobi principal otomotif untuk menambah kuota ekspor bagi Indonesia guna membidik pasar Australia.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menuturkan bahwa saat ini asosiasi dan Kemenperin akan melakukan pendekatan kepada prinsipal untuk membuka keran ekspor bagi manufaktur di Indonesia.
“Kami [akan] mendekati prinsipal karena masing-masing merek itu izin ekspornya diberikan dari kantor pusat mereka. Itu yang perlu kami approach,” ujar Nangoi dalam diskusi virtual, Jumat (20/11/2020).
Menurutnya, Indonesia masih mampu meningkatkan volume ekspor kendaraan bermotor lantaran masih banyak ceruk pasar yang belum digarap, salah satunya Australia.
Dia menjelaskan pada 2019, total penjualan mobil di Australia mencapai 1,2 juta unit, yang mana seluruh kendaraan tersebut merupakan hasil impor. “Namun, masalahnya impor dari Indonesia belum ada, padahal kita negara paling dekat,” tuturnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier juga mengungkapkan bahwa pasar Australia berpotensi menjadi salah satu negara tujuan ekspor Indonesia.
Baca Juga
Taufiek menyatakan upaya untuk meningkatkan volume ekspor dapat dilakukan melalui pemanfaatan kecerdasaan artifisial (AI). Dengan demikian, pemerintah mampu memonitor tren permintaan mobil di negara-negara lain.
“Nantinya bisa dilihat, tren pasar di Australia itu MPV, sedan, atau model lain. Ini bisa dijadikan potensi bagi kami untuk masuk,” tutur Taufiek.
Sementara itu, Gaikindo mencatat bahwa total ekspor kendaraan secara utuh (CBU) sepanjang Januari – Oktober 2020 mencapai 180.903 unit, turun 34,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni 275.706 unit.
Adapun, ekspor kendaraan secara terurai (CKD) hingga Oktober 2020 tercatat sebanyak 41.026 unit. Jumlah ini anjlok 89,8 persen dibandingkan Januari – Oktober 2019 yang membukukan ekspor 400.822 unit.