Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan memastikan Teman Bus akan mengaspal di lima kota mulai Agustus 2020. Ada standar pelayanan minimal yang wajib dipenuhi operator sistem transportasi massal berbasis armada berkapasitas 40 penumpang ini.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan pemerintah menetapkan standar pelayanan minimal (SPM) kepada operator sehingga Teman Bus memiliki keunggulan dan beragam kelebihan dibandingkan dengan angkutan umum lain, dan bahkan jika dibandingkan dengan kendaraan angkutan pribadi.
"Digulirkannya program ini harapannya adalah semakin banyak masyarakat yang menggunakan angkutan umum," ujar Budi seperti dikutip situs resmi Kementerian Perhubungan, Selasa (14/7/2020).
Teman Bus akan dikelola dengan standar manajemen pengelolaan yang andal dan menerapkan monitoring dan evaluasi terhadap sistem operasional kendaran, meliputi sistem operasional, sistem pemeliharaan, sistem pengelolaan keuangan, dan sistem SDM yang didukung dengan digitalisasi secara real time.
Teman Bus memiliki standar kualitas dan pelayanan prima, terutama pada aspek keselamatan, yang mana armada wajib tersedia CCTV, ID card driver, dan tombol hazard. Selain itu, memiliki standar keselamatan tinggi antara lain dengan menerapkan SOP pengoperasian kendaraan, SOP keadaan darurat.
Teman Bus juga memiliki standar kenyamanan tinggi antara lain dengan pengaturan suhu udara dalam bus yang sejuk, kebersihan terjaga, lampu penerangan memadai, keterjangkauan jarak tempuh luas, aksesibilitas, kesetaraan dengan ketersediaan kursi prioritas, keteraturan waktu, kecepatan perjalanan, dan waktu berhenti di halte bus yang tepat dan sesuai dengan ketentuan.
Teman Bus juga memiliki beragam keuanggulan lainnya, yaitu dimungkinkan penggunaan teknologi internet of things (IoT) dalam bus, dengan beragam fasilitas seperti passenger counting, mobile DVR untuk monitoring yang dapat mengirimkan dengan kecepatan sinyal 2G-3G-4G, GPS tracking, kamera pengawas, serta CP4 yakni perangkat untuk monitoring kendaraan pada dashboard panel driver, dan absensi driver menggunakan RFID card.
Budi mengungkapkan Teman Bus dibangun dengan skema buy the service (BTS) yang menggunakan pendekatan push and pull strategy.
Push strategy diterapkan untuk mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum, salah satunya dengan manajemen ruang dan waktu akses kendaraan pribadi dengan pengaturan ruang jalan dan parkir.
Adapun pull strategy menempatkan pemerintah untuk menarik dan mengajak masyarakat menggunakan angkutan umum dengan memberikan lisensi kepada operator dan prioritas bagi angkutan massal perkotaan agar menghasilkan layanan terbaik.
Pemerintah akan mensubsidi 100% biaya operasional kendaraan yang diperlukan sehingga masyarakat dapat menikmati Teman Bus dengan gratis. Subsidi ini dimaksudkan agar layanan angkutan juga dapat melaksanakan SPM yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Setelah beroperasi di Palembang, Teman Bus mulai beroperasi di Surakarta sejak Selasa (4/7/2020). Kota berikutnya yang akan memiliki Teman Bus adalah Medan, Yogyakarta, dan Denpasar.