Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Mobil Bekas Terpuruk, Pemulihan Diproyeksi Butuh 3 Bulan

Kelesuan industri mobil bekas mulai terjadi selama masa pembatasan sosial berskala besar.
Pedagang mobil bekas menunggu calon pembeli di WTC Mangga Dua, Jakarta, Jumat (9/8/2019). - ANTARA
Pedagang mobil bekas menunggu calon pembeli di WTC Mangga Dua, Jakarta, Jumat (9/8/2019). - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — Pemulihan industri mobil bekas yang mengalami pelesuan akibat pandemi Covid-19 diprediksi memakan waktu 2 bulan sampai dengan 3 bulan.

Proyeksi tersebut merupakan temuan dari penelitian bertajuk Pasar Mobil Bekas Indonesia di Masa Normal Baru, yang dirilis OLX Indonesia dan BeliMobilGue.co.id.

Penelitian melibatkan 895 responden, termasuk dealer, pembeli, penjual personal yang ikut berpartisipasi dalam survei yang dilaksanakan pada 17 Mei hingga 1 Juni 2020. Survei ini juga diperkuat dengan desktop research.

Hasilnya, sekitar 62 persen responden menyatakan adanya penurunan penjualan mobil bekas dari dealer selama masa pandemi Covid-19. Sebanyak 20 persen responden menyatakan dealer juga telah membeli mobil lebih rendah dari harga pasar.

Malaise atau kelesuan industri mobil bekas mulai terjadi selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Saat itu, sedikitnya ada 68 persen dealer yang harus berhenti beroperasi sementara waktu.

Dari sisi pelanggan, tantangan terberat adalah pembiayaan mobil yang semakin sulit didapatkan hingga penundaan pembelian karena bergesernya prioritas ke kebutuhan pokok dan peralatan kebersihan.

Akan tetapi, seiring dengan dimulainya fase adaptasi kebiasaan baru atau new normal di berbagai kota di Indonesia dan juga di dunia, industri otomotif diproyeksikan berangsur membaik.

Oleh sebab itu, lebih dari 60 persen responden mengungkapkan bahwa pemulihan industri mobil bekas akan berlangsung selama lebih dari 3 bulan.

Industri tersebut diharapkan bangkit dalam jangka waktu 2 bulan—3 bulan dengan pemulihan berbentuk V (V-shape recovery). Pemulihan itu umumnya ditandai oleh kenaikan tajam ke puncak kurva setelah sebelumnya menurun tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper