Bisnis.com, JAKARTA - PT Wahana Auto Ekamarga, importir umum yang menaungi merek Jaguar, Land Rover, dan Bentley, membantah dugaan bahwa akan hengkang dari Indonesia akibat lesunya penjualan.
Rania Shamlan, PR & Marketing Manager ketiga merek tersebut, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih beroperasi seperti biasa. Adapun, beberapa kegiatan dihentikan sementara akibat meluasnya penyebaran virus corona atau Covid-19.
"Kami tidak undur diri dari Indonesia," kata Rania saat dikonfirmasi Bisnis, Senin (23/3/2020), di Jakarta.
Sementara itu, lanjutnya, aktivitas penjualan dari ketiga merek tersebut juga masih beroperasi dengan sejumlah langkah antisipasi agar meminimalisir penyebaran virus di area showroom.
Sebelumnya, rumor hengkangnya merek supercar dari Indonesia santer terdengar dari sejumlah pemain di segmen tersebut. Bahkan, ada sejumlah pemberitaan yang secara terang menuliskan hengkangnya ketiga merek tersebut.
Presiden Direktur PT Prestige Image Motorcars Rudy Salim sempat mengungkapkan bahwa pada tahun ini sejumlah merek mobil di segmen premium berencana hengkang dari Indonesia akibat penjualan yang lesu dan nilai tukar rupiah yang fluktuatif.
Baca Juga
"Iya benar. Untuk merek saya tidak enak menyebutkan. Nanti akan kelihatan," kata Rudy saat dihubungi Bisnis, Kamis (27/2/2020).
Hal serupa juga diungkapkan oleh General Manager Lexus Indonesia Andrian Tirtadjaja. Dia mengaku telah mendengar kabar bahwa sejumlah merek mobil premium akan hengkang dari Indonesia.
"Iya dengar-dengar sih ada beberapa merek. Saya ikut prihatin," kata Adrian saat dihubungi oleh Bisnis, di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Kendati demikian, baik Rudy maupun Adrian sama-sama enggan berkomentar lebih jauh terkait brand apa yang akan hengkang tersebut.
"Semoga tidak ada lagi merek premium yang mundur supaya pasar mobil mewah indonesia semakin menarik karena kaya akan cita rasa yang berbeda-beda dari para pemain," tutur Adrian.
Menurut dia, semakin banyak pemain di segmen mobil premium akan berdampak positif karena menambah selera para konsumen luxury sekaligus menyemarakan pasar.
Sementara itu, Rudy menilai tingginya pengenaan pajak penjualan barang atas barang mewah (PPnBM) terhadap mobil mewah turut menjadi pemicu importir supercar berduyun-duyun meninggalkan pasar Indonesia.
“Selama pajak PPnBM tetap dikenakan seperti sekarang, tidak ada ruang bagi supercar untuk berkembang,” tegas Rudy.