Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tata Group Segera Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Tata Group bakal melibatkan lebih dari enam perusahaannya, termasuk Tata Motors, Tata Chemicals, Tata Power dan Tata Croma, untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di India.
Tata Motors/Reuters-Vivek Prakash
Tata Motors/Reuters-Vivek Prakash

Bisnis.com, JAKARTA – Tata Group, konglomerasi bisnis dengan lini usaha dari baja hingga otomotif asal India, berencana mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

Dikutip dari Reuters, Selasa (28/1/2020), Tata Group bakal memroduksi mobil dan baterai listrik, mendirikan stasiun pengisian daya dan membangun pabrik daur ulang baterai.

Untuk membangun ekosistem tersebut itu, grup usaha global ini bakal melibatkan lebih dari enam perusahaannya, termasuk Tata Motors, Tata Chemicals, Tata Power dan Tata Croma yang merupakan jaringan ritel yang memasarkan produk elektronika.

Rencana tersebut diumumkan menjelang peluncuran Nexon EV, kendaraan listrik untuk segmen sport utility vehicle (SUV) milik Tata Motors.

"Ini adalah peluncuran ekosistem, yang merupakan kebutuhan nyata, bukan hanya peluncuran kendaraan lain," kata Guenter Butschek, direktur pelaksana Tata Motors.

India memang selama ini mendorong pabrikan untuk mengembangkan kendaraan listrik. Hal itu dilakukan untuk menurunkan kadar polusi yang saat ini terbilang tinggi di beberapa kota dan menurunkan impor bahan bakar.

Namun, upaya itu menghadapi perlawanan dari beberapa produsen yang mengatakan infrastruktur pengisian perlu diatur terlebih dahulu. Selain itu, biaya produksi baterai dinilai terlalu tinggi untuk pasar India.

Tata Power telah menyiapkan 100 stasiun pengisian daya. CEO Tata Power Praveer Sinha mengatakan bahwa pihaknya akan menambah 650 lagi stasiun pengisian daya di lebih dari 20 kota besar India selama satu tahun ke depan.

“Semua stasiun akan mendukung pengisian cepat dan akan ditautkan ke aplikasi seluler, yang telah dikembangkan dengan Tata Consultancy Services untuk pembayaran dan untuk memeriksa ketersediaan pengisi daya,” kata Sinha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper