Bisnis.com, JAKARTA- Tata Motor Group India bakal menggelontorkan investasi jumbo untuk membesut pabrik baterai gigafactory perdananya di luar India.
Tata Group mengungkapkan investasi pabrik baterai itu akan berlokasi di Inggris. Hal itu dilakukan sebagai strategi dukungan untuk afiliasinya yakni Jaguar Land Rover.
Bagi Tata Group, investasi tersebut menjamin kelangsungan bisnis otomotif merek premium dari Inggris tersebut. Sebaliknya, bagi Inggris, aksi korporasi Tata itu bakal memperkuat posisi negara tersebut dalam persaingan industri otomotif bersama Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/7/2023), Tata bakal menggelontorkan investasi sebesar US5,2 miliar untuk pembangunan pabrik baterai berkapasitas 40 gigawat hour (GwH). Berkat investasi itu, Tata akan membuka sekitar 4.000 lapangan kerja bagi Inggris.
Di sisi lain, Pemerintah Inggris di bawah Perdana Menteri Rishi Sunak enggan merincikan insentif keuangan yang bakal dikucurkan bagi Tata Group. Terlebih lagi, Inggris tengah bersaing dengan Spanyol dalam memperebutkan investasi jumbo dalam proyek elektrifikasi otomotif.
Sejauh ini, Inggris tertinggal dengan Uni Eropa dalam merintis pabrik baterai mobil listrik. Tercatat, sejauh ini daratan Eropa telah menjaring sedikitnya 30 komitmen investasi baterai kendaraan listrik, sedangkan Inggris baru mendapatkan investasi bernilai kecil dari Nissan.
Baca Juga
"Ini benar-benar menggerakkan jarum dan bertindak sebagai suar besar bagi industri mobil global untuk mengatakan bahwa Inggris kembali berbisnis," kata Menteri Investasi Inggris Dominic Johnson kepada Reuters.
Lebih jauh, Johnson mengharapkan investasi ini mengembalikan kejayaan Inggris di industri otomotif. "Mudah-mudahan kami akan kembali ke produksi mobil tingkat puncak kita selama lima sampai 10 tahun ke depan," ungkapnya.
Pabrik baru Tata Group diharapkan akan dibangun di Somerset, barat daya Inggris. Sementara pabrik Jaguar Land Rover (JLR) di Inggris berada di dekat Birmingham, di Inggris tengah.
Produksi akan dimulai pada 2026 untuk memasok model baterai bagi JLR, termasuk merek Range Rover, Defender, Discovery, dan Jaguar.
Dengan output awal 40 gigawatt jam, Inggris mengatakan pabrik tersebut akan menyediakan hampir setengah dari produksi baterai yang dibutuhkannya pada tahun 2030. Faraday Institution memperkirakan Inggris akan membutuhkan lebih dari 100 GWh per tahun pada saat itu.