Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai bahwa saat ini adalah momentum yang bagus bagi Indonesia untuk memulai pengembangan mobil listrik sebagai bagian dari proses transisi new economy.
Menurut Faisal Basri, ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), cadangan migas Indonesia makin menipis, impor meningkat hingga defisit migas US$8,1 miliar.
Sementara itu tren mobilitas listrik berkembang pesat di berbagai belahan dunia. Penjualannya meningkat dan harganya terus turun mendekati tingkat harga mobil konvensional.
"Momentumnya bagus, karena sumber kerusakan ekonomi kita adalah BBM," ujar Faisal pada acara diskusi terbatas bertema Roadmap Pengembangan Kendaraan Listrik yang diselenggarakan Bisnis.com, Selasa (10/07/2018) di Jakarta.
Dari sisi harga, pada 2024 mobil listrik tanpa subsidi diperkirakan akan bersaing dengan mobil konvensional. Dan, pada 2029 harga mobil listrik akan kompetitif dengan mobil konvensional dalam satu segmen.
Dia mengatakan bahwa pada 2040 diperkirakan 54% penjualan mobil baru adalah mobil listrik.