Bisnis.com, JAKARTA - Karoseri Gunung Mas menutup 2017 dengan capaian positif. Perusahaan perakit bus dari Madiun, Jawa Timur memproduksi 190 unit pada tahun lalu, atau naik sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan 2016.
Hal tersebut pun membuat PT Gunung Mas Bersinar bersemangat menggenjot produksi tahun ini. Penambahan fasilitas produksi dengan luas area 40 hektare siap beroperasi.
Manager Produksi PT Gunung Mas Bersinar Inot Hermawan mengatakan fasilitas produksi baru menambah kapasitas produksi sebanyak 1.800 unit per tahun. Sementara itu pabrik lama seluas 20 hektare memiliki kapasitas produksi 240 unit per tahun.
"Selama ini yang menjadi kendala mau memperluas pasar adalah kemampuan produksi," kata Inot kepada Bisnis di Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (Giicomvec) 2018, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Adapun bisnis Gunung Mas bermula pada 1983, berangkat dari perusahaan otobus. Bengkel yang tadinya hanya untuk perbaiki unit sendiri, mulai membuka pesanan dari perusahaan lain pada akhir 1990an. "Fokus karoseri mulai 2010," kata Inot.
Inot mengatakan tampil di berbagai acara pameran membantu pemasaran. Pada Giicomvec 2018, Gunung Mas diboyong oleh Hino.
Baca Juga
Sepanjang 2017, 75% bodi bus dirakit di atas sasis dan mesin Hino. Berdadarkan pemesanan yang masuk awal tahun ini kondisinya masih serupa.
Sebanyak 75%--80% pemesanan perakitan bodi kepada Gunung Mas berasal dari swasta. Pemerintah menyumbang sisanya. Sejumlah PO terkenal, seperti Harjanto dan Jaya Utama merupakan konsumen reguler.