Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan sepeda motor di dalam negeri dan ekspor berbanding sangat jauh. Sepanjang tahun ini, ekspor diperkirakan bisa mencapai 60.000 unit.
“Kami harap ekspor sport bisa tumbuh 10% setiap tahun. Total volume ekspor kuda besi pada tahun ini bisa mencapai 60.000 unit,” kata Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata, di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menilai motor sport sebagai komoditas ekspor paling potensial dibandingkan dengan tipe lain. Asosiasi mencatat penjualan domestik bisa mencapai jutaan unit tetapi ekspor hanya 14.267 unit selama semester pertama tahun ini.
“Lokalisasi produksi motor sport cenderung untuk ekspor. Motor sport buatan Indonesia harganya bisa kompetitif di luar negeri. Jadi dipilihnya Indonesia sebagai basis produksi tipe ini sudah tepat,” ujar Gunadi.
Prospek ekspor skutik dan sepeda motor bebek dinilai negatif. Pada umumnya, imbuh Gunadi, negara tujuan ekspor juga melokalisasi produksi tipe ini. Komoditas ekspor yang dinilai potensial adalah motor sport khususnya ke negara di luar Asia Tenggara.
Skala keekonomian sepeda motor minimal laku 300.000 unit per tahun sebelum prinsipal berani membuatnya di Indonesia. “Kami harap ekspor sport bisa tumbuh 10% setiap tahun,” ujar Gunadi.
Komitmen ekspor baru-baru ini terdengar dari PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) ke Filipina, Malaysia, dan Vietnam sekitar 1.000 unit per bulan dari pabrik ke-2 mereka di Bekasi, Jawa Barat. KMI juga dikabarkan akan memulai ekspor ke Jepang pada pertengahan 2014.
Selain itu, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing juga memulai komitmen ekspor R-25 ke 14 negara. Motor sport ini diproduksi melalui pabrik Yamaha di Pulo Gadung, Jakarta yang sebelumnya hanya memenuhi kebutuhan domestik. Penjualan R-25 ke luar negeri dipatok 200.000 unit per tahun.