Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melejit, Harga Mobil Non-Jepang dan Aksesori Segera Naik

Produsen mobil dan aksesori tak mampu lagi menahan tekanan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Setidaknya, dua prinsipal otomotif non-Jepang dan produsen kaca film memastikan segera manaikkan harga tahun depan.

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen mobil dan aksesori kendaraan bermotor tak mampu lagi menahan lonjakan nilai dolar Amerika Serikat  terhadap rupiah. Setidaknya, dua prinsipal otomotif non-Jepang dan produsen aksesori kaca film memastikan segera menaikkan harga tahun depan.

PT Ford Motor Indonesia, PT BMW Group Indonesia, dan PT V-Kool Indo Lestari mengakui bakal ada lonjakan harga jual produk mereka mulai Januari 2014. Ketiganya sependapat, penaikan harga sebetulnya bukan opsi yang mudah dilakukan lantaran daya saing menjadi taruhan.

Managing Director PT Ford Motor Indonesia (FMI) Bagus Susanto mengatakan penaikan harga akan berlaku untuk semua varian produk Ford yang dipasarkan di Tanah Air. Namun, dia tidak menyebutkan besarannya.

“Lonjakkan kurs itu sekitar 20%, tetapi kami tidak bisa sekonyong-konyong menaikkan segitu karena harus mempertahankan competitiveness. Besaran penaikannya bergantung pada masing-masing segmen kendaraan,” tuturnya di Jakarta, Selasa (17/12/2013).

Walau harus mengoreksi harga jual tapi FMI tetap percaya diri menyambut 2014. Perusahaan ini memastikan kehadiran dua model baru tahun depan, yakni New Ford Fiesta 1.000 cc  berteknologi Ecoboost dan All New Ford EcoSport.

Model terbaru di kelas hatchback dan sport utility vehicle (SUV) tersebut diyakini bakal menjadi tulang punggung penjualan tahun depan. FMI tak mematok target penjualan secara khusus untuk Fiesta dan EcoSport yang bisa dipesan mulai Januari 2014 itu.

“Pasar otomotif meski ada perlambatan ekonomi saya pikir tetap akan tumbuh seiring tumbuhnya kelas menengah meski tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Ini dipengaruhi kehadiran model-model baru di awal tahun,” ucap Bagus.

Dalam kurun 11 bulan, FMI membukukan penjualan dari pabrik ke diler (wholesales) 9.029 unit, dengan 97,70% penjualannya besaral dari segmen nonsedan setara 8.827 unit sedangkan sedan hanya 202 unit.

Di sisi lain, BMW Group Indonesia yang membidani penjualan merek BMW dan MINI juga akan menaikkan harga. Sayangnya, Kepala Komunikasi Korporat BMW Group Indonesia Jodie O’tania enggan menyebutkan nilai penaikan harga tersebut.

“Tahun depan, harga jual produk BMW dan MINI akan naik. Untuk itu, Desember ini waktu tepat membeli produk kami [dengan harga lama],” ujarnya kepada Bisnis terpisah.

Sampai November, BMW terjual 2.211 unit naik 11% dari 1.990 unit selama periode yang sama tahun lalu. Adapun penjualan MINI tumbuh 31% menjadi 418 unit dari 319 unit. Jika digabung maka BMW Group mencatat peningkatan wholesales 14% dari 2.309 unit menjadi 2.629 unit.

Kontribusi penjualan BMW , imbuh Jodie, paling banyak berasal dari segmen sedan yakni BMW 3 Series mencapai 39%  setara 842 unit selama 11 bulan terakhir dan 5 Series sejumlah 474 unit atau 22%.

Sementara itu, nonsedan didominasi X1 dan X3 masing-masing menyumbang 18% dan 10% terhadap keseluruhan penjualan BMW. Persentase ini setara dengan 403 unit dan 223 unit.

Selain prinsipal mobil, produsen kaca film V-Kool juga hendak menaikkan harga jual produk. Perubahan harga lazimnya terjadi sekitar 2 hingga 3 bulan setelah terjadi pelemahan kurs.

“Kami usahakan besaran penaikan tidak sampai sama dengan kurs yang naik 20%. Rentang harga kaca film V-Kool sekitar Rp6 juta hingga Rp11 jutaan,” kata Vice Presiden PT V-Kool Indo Lestari Linda Widjaja.

Sejauh ini, penjualan V-Kool di Indonesia mayoritas untuk memenuhi kebutuhan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mencapai 70% sisanya retailsales alias langsung ke konsumen. Perbandingannya, dari 10 penjualan paket kaca film sekitar 3 – 4 diantaranya untuk retail sisanya ke ATPM.

V-Kool berharap bisa menguasai hingga 50% pasar kaca film domestik meski porsi ini disadari sulit tercapai. Sebab, merek V-Kool termasuk produk kelas atas sehingga jika dikerucutkan akan selalu berada di sisi atas alias tak terlalu besar.

Ketika ditanya soal komitmen bisnis di Indonesia, Linda mengatakan sejauh ini V-Kool hanya sebatas berusaha mendongkrak penjualan belum sampai investasi pembangunan pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper