Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Mobil Hybrid Terbatas

Bisnis.com, JAKARTA—Pemasaran mobil hybrid di Indonesia tak sekencang kendaraan serba guna (MPV). Teknologi mesin yang lebih rumit membuatnya cenderung baru bisa dinikmati konsumen kelas atas.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemasaran mobil hybrid di Indonesia tak sekencang kendaraan serba guna (MPV). Teknologi mesin yang lebih rumit membuatnya cenderung baru bisa dinikmati konsumen kelas atas.

Agen tunggal pemegang merek Toyota, PT Toyota Astra Motor (TAM), menilai harga jual mobil hybrid lebih mahal dibandingkan mesin konvensional tak semata karena spesifikasi mesin. Komponen lain yang turut mempengaruhi adalah fitur yang biasanya lebih canggih.

Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo berpendapat pengembangan hybrid dari varian eksisting cenderung lebih diminati pasar. Contohnya, sedan Toyota Camry hybrid lebih laris dibandingkan hatchback Prius.

"Sejauh ini Camry hybrid lebih bagus penjualannya. Harga yang mahal tak sekedar karena spesifikasi mesin beda tapi juga fitur Camry lebih hybrid lebih advance dibandingkan mesin konvensional," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (8/10/2013).

Lebih dari 30% pasar otomotif Indonesia berada di segmen low MPV. Selama mobil hybrid belum menyentuh kelas MPV murah rasanya sulit kendaraan ini untuk terserap dalam jumlah besar.

Di samping itu juga perlu dilakukan edukasi lebih luas kepada masyarakat tentang mesin hybrid. Jika fokus ke depan adalah kendaraan irit bahan bakar dan rendah emisi,mesin hybrid jawabannya.

"Saya rasa kalau ke depan penghematan bahan bakar minyak jadi isu besar secara bertahap hybrid akan menjadi pilihan. Semestinya hybrid bukan hanya untuk masyarakat kelas atas," ucap Rahmat.

PT Mazda Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Mazda menilai program low carbon emission (LCE) yang digagas Kementerian Perindustrian dapat menjadi permulaan baik untuk mengembangan segmen mobil listrik maupun hybrid.

"LCE itu bagus agar kendaraan jadi lebih ramah lingkungan. Yang harus dipecahkan berawal dengan menyadari bagaimana respon karakter konsumen mobil hybrid itu sendiri," ujar Presiden Direktur Mazda Motor Indonesia Keizo Okue.

Sejauh ini Mazda belum berencana memasarkan produk hybrid ke Indonesia. Inovasi yang disajikan untuk pasar dalam negeri baru berupa teknologi skyactiv yang memiliki rasio kompresi lebih tinggi. Ini dapat memaksimalkan pemakaian bahan bakar dan menekan emisi gas buang kendaraan.

Populasi mobil bermesin bensin dan listrik di Indonesia sejauh ini terbilang minim. Toyota Camry hybrid misalnya, selama Januari - Agustus baru terjual 309 unit dengan harga jual sekitar Rp670 juta per unit.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menerangkan untuk bisa menguasai pasar otomotif nasional maka ATPM harus masuk ke segmen yang paling banyak diminati. Ini berlaku pula dalam mengembangkan kendaraan hybrid maupun mobil rendah emisi lainnya.

"Akan terus begitu kecuali produsen mau berinvestasi di Indonesia dengan meluncurkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar yaitu low MPV," ujarnya.

Pemerintah menyiapkan insentif diskon pajak untuk mobil rendah emisi termasuk hybrid. Besarnya tergantung jumlah penghematan konsumsi bahan bakar dalam menempuh setiap kilometer (km).

Pertama, pajak barang mewah 75% dari harga jual bagi kendaraan bermotor berteknologi advance diesel/petrol engine, dual petrol gas engine (konverter kit CNG/LGV), biofuel engine, hybrid engine, dan CNG/LGV dedicated engine dengan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) mulai dari 20 km/liter - 28 km/liter maupun bahan bakar lain setara itu.

Kedua, PPnBM 50% dari harga jual bagi kendaraan bermotor berteknologi advance diesel/petrol engine, biofuel engine, hybrid engine, dan CNG/LGV dedicated engine dengan pemakaian BBM yang per liter dapat menempuh lebih dari 28 km atau bahan bakar lain setara itu.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Writer
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper