Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri sepeda motor menegaskan pemerintah perlu menjaga inflasi pangan seiring memiliki dampak terhadap penjualan roda dua secara domestik.
Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan penjualan motor domestik mencapai 2,15 juta (2.154.226) unit pada Januari-April 2024, turun 1,1% dari 2,17 juta (2.178.396) unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, mengatakan kenaikan harga bahan pokok terutama dari sektor pangan menyebabkan masyarakat turut mengurangi pembelian barang yang bersifat sekunder.
“[Perlu] kami waspadai kenaikan harga pokok terutama sektor pangan. Kalau tidak turun itu bahaya untuk perekonomian,” katanya kepada Bisnis, Jumat (10/5/2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi inflasi tahunan atau year-on-year (yoy) pada April 2024 mencapai 3%. Capaian ini lebih rendah dari Maret 2024 yang sebesar 3,05% (yoy).
Adapun, bila melihat dari kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,04% dan memberikan andil 1,98% terhadap inflasi umum.
Baca Juga
Kemudian, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi kelompok tersebut utamanya adalah beras dengan andil 0,59%, daging ayam ras andil 0,20%, bawang merah 0,14%, tomat 0,13%, dan sigaret kretek mesin (SKM) dengan andil 0,12%.
Meski demikian, Sigit masih optimistis penjualan sepeda motor domestik masih bisa mencapai target 6,2 juta sampai 6,5 juta pada 2024 apabila rata-rata kinerja per bulan masih di atas level 520.000.
Dari total penjualan 2.154.226 unit pada Januari-April 2024, rata-rata kinerja untuk pasar domestik mencapai 538.556 unit per bulannya.
“Kalau sampai rata-rata di bawah 520.000 unit itu kami harus berpikir ulang,” tuturnya.
Penjualan sepeda motor domestik masih didominasi oleh scooter atau motor matik dengan kontribusi 90,47% pada Januari-April 2024. Kemudian segmen underbone atau motor bebek dan sport masing-masing berkontribusi 4,80%, dan 4,73%.
Kinerja ekspor juga tidak jauh berbeda dengan penjualan domestik yang lesu. Tercatat ekspor pada Januari-April 2024 mencapai 149.930unit, turun 8,05% dari 163.059 unit secara year-on-year (YoY).
Jenis motor matik mendominasi ekspor dengan kontribusi 46,34% dari total ekspor pada Januari-April 2024. Kemudian jenis underbone sekitar 26,89%, dan sport 26,78%.