Atraksi menarik grup marching band mengawali prosesi pemukulan gong dan pengguntingan pita berhias bunga melati sebagai pertanda pabrik General Motor Indonesia, di Pondok Ungu, Bekasi Jawa Barat, resmi beroperasi.
Peristiwa siang itu, Rabu (8/5/2013) menjadi sejarah dimulainya produksi kendaraan multi purpose vehicle (MPV) Chevrolet Spin yang disaksikan secara langsung oleh para petinggi General Motors Global dan Asia Tenggara, yang hadir di pabrik tersebut.
Spin dipilih sebagai produk pertama dari pabrik seluas 58.000 m2 milik PT General Motor (GM) Indonesia tersebut yang dibangun sejak 27 Juli 2012 di atas lahan sekitar 108.000 m2 dengan total investasi mencapai US$150 juta.
Timothy Lee, Vice President Global Manufacturing and President, International Operations General Motors , mengatakan Chevrolet Spin merupakan kendaraan low MPV yang memang dirancang untuk Indonesia, yang diproduksi dan dipasarkan di negara tersebut.
"Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar General Motors terbesar dan kami berpegang teguh pada filosofi build where we sell and source where we build," katanya saat peresmian pabarik tersebut.
Tentu, strategi yang ditempuh GM mempunyai lebih banyak keunggulan dari kompetitornya, misalnya dari segi kualitas produk dan harga yang lebih kompetitif, jika dibandingan dengan kendaraan sekelas yang masih diimpor.
Selain itu, keberadaan pabrik GM Indonesia di Bekas juga memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri otomotif kawasan regional, karena komponen lokalnya sekitar 40% berasal dari kawasan negara Asean dan sebagian besar dipasok oleh 43 industri lokal yang menjadi vendornya.
Industri komponen lokal yang menjadi mitranya akan ditingkatkan secara bertahap dari 43 menjadi sedikitnya 50 perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar prodok Chevrolet di kawasan Asean yang juga terus berkembang.
Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, memberikan apresiasi kepada komitmen GM Indonesia yang berusaha meningkatkan kandungan lokal pada kendaraan yang diproduksi dengan menggandeng 43 industri komponen lokal yang menjadi vendornya.
"Cukup banyak industri komponen lokal yang menjadi vendornya mencapai 43 perusahaan, termasuk jumlah karyawan orang Indonesia yang sekarang mencapai 700 orang dan akan terus ditambah," ujarnya.
Pabrik GM Indonesia dengan fasilitas assembly shop, body shop, press shop, paint shop dan gudang tersebut dapat memproduksi sekitar 40.000 unit per tahun dalam satu jalur produksinya. Kapasitas tersebut tentunya masih dapat ditingkatkan untuk memenuhi lonjakan permintaan pasar.
Produksi pabrik tersebut dalam perkembangannya selain memproduksi Chevrolet Spin juga dikembangkan ke varian kendaraan yang lain, karena nantinya produk sekitar 20% untuk diekspor ke negara kawasan Asia Tenggara, termasuk Thailand, Filipina dan Afrika Selatan.
Marcos Purty, President Director, GM Indonesia mengatakan produksi kendaraan Chevrolet dikembangkan secara bersamaan dengan perluasan jaringan layanan penjualan, perawatan dan suku carang dengan menambah jumlah diler dari sekarang 34 unit menjadi minimal 50 unit pada tahun ini.
Selain menambah jumlah diler, pihaknya juga merenovasi diler yang telah beroperasi menjadi berstandar global Chevrolet International dari segi desain bangunan hingga pelayanannya sehingga dapat memenuhi gaya hidup semua pelanggan.
Peningkatan kualitas produk, layanan diler dan purna jualnya tersebut demi untuk kepuasan pelanggan semua line upa Chevrolet seperti hatchback Aveo, sport utility vehicle Trailblazer, double cabin Colorado hingga MPV Orlando dan Spin.
Dan matahari semakin condong ke barat saat Scot Marciel, Dubes AS untuk Indonesia meninggalkan pabrik, dilepas Timothy Lee, Vice President Global Manufacturing and President, International Operations GM, Martin Apfel, Presiden GM South East Asia dan Marcos Purty, President Directur, GM Indonesia.