Bisnis.com, JAKARTA — Produsen otomotif asal Jepang, Suzuki tetap optimistis menghadapi persaingan di segmen mobil hibrida, meski mulai banyak merek asal China yang merambah pasar hybrid electric vehicle (HEV) maupun plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).
Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel mengatakan, Suzuki sangat menghargai dinamika industri dan pasar otomotif di Indonesia, tak terkecuali untuk mobil-mobil hybrid yang saat ini semakin populer dan melakukan upaya lokalisasi proses produksi.
"Dengan semakin bertambahnya pemain di segmen ini, akan memberikan keuntungan bagi pasar karena lebih banyak pilihan," ujar Harold kepada Bisnis, dikutip Selasa (1/4/2025).
Lebih lanjut dia mengatakan, sepanjang 2024, lebih dari 45% kategori mobil penumpang Suzuki yang terjual merupakan varian berteknologi hybrid, dan volumenya selalu meningkat setiap tahun. Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan tumbuhnya kepercayaan pasar terhadap produk perseroan.
Suzuki sendiri memiliki dua model hybrid andalan, yakni Suzuki XL7 Hybrid yang terjual sebanyak 10.129 unit sepanjang 2024, disusul Suzuki Ertiga Hybrid sebanyak 4.188 unit.
Kedua model tersebut sudah diproduksi lokal dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 80%.
Baca Juga
Harold mengatakan, karakter pengguna hybrid tidak hanya memikirkan rendahnya emisi dan efisiensi bahan bakar, tetapi juga mempertimbangkan kepercayaan terhadap jenama yang berkomitmen jangka panjang, pembuktian daya tahan produk serta kesiapan aftersales yang mumpuni.
"Faktor tersebut adalah yang hingga sekarang masih menjadi keunggulan dan modal dasar dari model hybrid Suzuki, sehingga makin disukai oleh pasar," jelasnya.
Alhasil, sebagai bentuk dukungan, Suzuki juga memberikan program penjualan menarik untuk diberikan kepada calon pelanggan. Selain itu, Suzuki juga tengah mempersiapkan model terbaru yang diharapkan dapat menjadi tren baru di pasar otomotif.
Pabrikan China Serbu Pasar Mobil Hybrid
Dalam catatan Bisnis, sejumlah pabrikan mobil China, seperti Chery, Jaecoo, GWM hingga Aion sudah mulai gencar memasarkan model kendaraan hibrida di Indonesia, baik HEV maupun PHEV.
Misalnya, PT Chery Sales Indonesia berencana memproduksi lokal Chery Tiggo 8 varian PHEV atau yang disebut Chery Super Hybrid (CSH).
Rencana Chery tersebut seiring dengan insentif untuk kendaraan berjenis hybrid yang mendapat potongan PPnBM DTP sebesar 3% dari harga jual. Insentif itu termasuk model full hybrid, mild hybrid, dan plug-in hybrid yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 12/2025.
Selain itu, Aion juga mengumumkan bahwa nantinya pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 pada Juli mendatang, akan ada satu merek lagi yang hadir yakni GAC Motor, untuk melengkapi Aion dan Hyptec yang sudah ada di pasar Indonesia.
Selanjutnya, Morris Garage yang kini dimiliki Grup SAIC asal China juga mengatakan akan memproduksi model hybrid (HEV) di pabrik SAIC Motor International yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
Tak ketinggalan, BYD Motor Indonesia juga berencana untuk memboyong model PHEV ke pasar Indonesia. Kemungkinan besar, model itu akan dirakit lokal di pabrik BYD yang berlokasi di Subang Smartpolitan, Jawa Barat.
Adapun, beberapa merek China yang sudah berjualan model hybrid yakni Great Wall Motor (GWM) melalui Tank 300 HEV, Tank 500 HEV, Haval Jolion HEV dan Haval H6 HEV. Berikutnya, ada juga Jaecoo yang memiliki model PHEV Jaecoo J7 SHS.