Bisnis.com, JAKARTA - Produsen otomotif asal Jepang, Mazda Indonesia kembali menurunkan target penjualan mobil menjadi 4.500 unit tahun ini, seiring dengan lesunya kondisi pasar otomotif domestik.
Berdasarkan catatan Bisnis, Mazda sudah beberapa kali memangkas target penjualan. Awalnya, perseroan menetapkan target penjualan sebesar 5.300 unit, kemudian pada November 2024, target itu direvisi menjadi 5.000 unit.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio mengatakan, Mazda kembali mengoreksi target menjadi hanya 4.500 unit sampai dengan akhir 2024
Hal itu, lanjutnya, seiring dengan langkah Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang juga merevisi target penjualan mobil nasional dari 1,1 juta unit, menjadi 850.000 unit tahun ini.
“Jadi, kami juga realistis ya melihat market seperti itu, target dari 5.000 turun ke 4.500 unit, atau sekitar 10%,” ujar Ricky saat ditemui di kantor pusat Mazda, di Jakarta Selatan pada Senin (2/12/2024).
Mengacu data Gaikindo, Mazda mencatatkan penjualan sebanyak 300 unit pada Oktober 2024, atau turun 25,18% secara bulanan dibandingkan September sebanyak 401 unit.
Baca Juga
Adapun, sepanjang Januari-Oktober 2024 penjualan Mazda secara wholesales tercatat sebanyak 3.747 unit dengan pangsa pasar (market share) sebesar 0,5%.
Sementara itu, pada 10 bulan 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 710.406 unit atau turun 15% year-on-year (YoY) dari periode sama 2023 sebesar 836.128 unit.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 11,5% YoY menjadi 730.637 unit pada periode 10 bulan 2024, dibandingkan 825.692 unit pada periode yang sama 2023.
Ricky mengatakan, seiring dengan kondisi tersebut, Mazda masih belum dapat memproyeksikan penjualan pada tahun depan. Namun, menurutnya pada kuartal I/2025, penjualan mobil akan mulai melambat.
Apalagi, seiring dengan sentimen kenaikan PPN menjadi 12% yang berlaku mulai 1 Januari 2025 dan opsen pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, penjualan mobil berisiko semakin tertekan.
“Saya harap tidak naik [PPN] tetapi saya tidak bisa berspekulasi terlalu dalam. Memang saat ini juga penjualan otomotif sudah terkoreksi kan, tentunya disrupsi di awal tahun depan pasti akan terkoreksi lagi,” pungkas Ricky.