Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Honda (HPM) Hadapi Kemungkinan Pemerintah Naikkan Pajak Mobil Hybrid

Honda tengah menyiapkan strategi saat pemerintah berencana akan menaikkan pajak (PPnBM) untuk mobil hybrid
Peluncuran All New Accord e:Hev di Jakarta, Rabu (7/12/2023)/Bisnis-Nuhansa Mikrefin
Peluncuran All New Accord e:Hev di Jakarta, Rabu (7/12/2023)/Bisnis-Nuhansa Mikrefin

Bisnis.com, JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) tengah menyiapkan strategi saat pemerintah berencana akan menaikkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil hybrid (hybrid electric vehicle/HEV).

Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengakui kenaikan tarif pajak dapat mempengaruhi penjualan pada segmen HEV. Namun, dia meyakini bahwa pemerintah telah mempertimbangkan cara untuk mempertahankan pembelian pada segmen mobil listrik.

Perlu diketahui, Honda Prospect memiliki dua model mobil hybrid, yakni Honda CR-V HEV yang dibanderol Rp814,4 juta dan Accord HEV yang dijual seharga Rp959,9 juta. Ke depan, tidak menutup kemungkinan Honda akan melakukan penyesuaian harga mobil hybrid jika PPnBM dinaikkan.

"Untuk sekarang ini HEV yang kami pasarkan di sini masih impor dari Thailand, namun model HEV lainnya yang dipasarkan nanti termasuk produksi lokal akan mengikuti pajak yang berlaku nantinya," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (6/8/2024).

Menurutnya, saat ini mobil hybrid merupakan segmen elektrifikasi bertumbuh pesat, atau lebih tinggi dibandingkan segmen battery electric vehicle (BEV).

"Pertumbuhan mobil listrik BEV di Indonesia pada semester I/2024 masih kurang dari 3%, meskipun banyak brand yang hadir dengan model yang beragam," katanya.

Billy mengatakan hal itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti minat beli masyarakat terhadap mobil listrik serta pengembangan infrastruktur di Indonesia. Alhasil, Honda berkomitmen untuk terus menghadirkan berbagai teknologi elektrifikasi untuk mencapai visi netralitas karbon.

Adapun, pasar otomotif mencatatkan kinerja lesu sepanjang semester I/2024, terutama karena iklim suku bunga yang tinggi sehingga menekan daya beli kendaraan. Dia pun berharap penjualan otomotif pulih pada paruh kedua tahun ini.

Perlu diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%. Sementara itu Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga di level 6,25%.

"Kami terus memonitor potensi pemangkasan suku bunga global yang mungkin dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global menjadi lebih stabil, sehingga dapat mengurangi biaya pembiayaan pembelian mobil dan dapat meningkatkan daya beli konsumen secara keseluruhan," pungkasnya.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan, penjualan mobil Honda secara ritel mencapai 51.681 unit sepanjang semester I/2024, turun 12,8% dari 67.787 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap rencana kenaikan PPnBM untuk mobil hybrid yang akan dilakukan secara bertahap. Hal ini juga seiring dengan harmonisasi insentif pajak untuk Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.74/2021 tentang PPnBM kendaraan bermotor, pasal 36B disebutkan terkait skema tarif awal agar ditingkatkan untuk jenis mobil non-battery electric vehicle (BEV), termasuk hybrid.

Untuk HEV yang dikelompokkan dalam Pasal 27 akan mengerek naik tarif pajak PPnBM semula 7% menjadi 11%. Hal yang sama terjadi pada model mobil mild hybrid, antara lain yang awalnya bertarif 8% menjadi 12%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper