Bisnis.com, TANGERANG — Pemerintah mengimbau agar para agen pemegang merek (APM) untuk menahan kenaikan harga mobil seiring kondisi pasar domestik yang sedang lesu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penjualan mobil domestik yang lesu berkaitan dengan lemahnya daya beli dan juga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Kita minta ditahan dulu untuk menaikkan harga,” katanya di sela acara GIIAS 2024, di ICE BSD Tangerang, Kamis (18/8/2024).
Di satu sisi, dia mengatakan, pemerintah juga sedang menghitung pertumbuhan penjualan dari mobil low cost green car (LCGC). Hal ini lantaran segmen tersebut merupakan program ramah lingkungan yang bisa diperluas.
Para merek yang mengikuti program LCGC, seperti Toyota, Honda, dan Daihatsu nantinya harus melakukan berbagai pertimbangan dan perhitungan pertumbuhan penjualan segmen tersebut untuk bisa mengerek harga.
“Kita sekarang sedang menghitung seberapa besar ya, kenaikan dari unit LCGC. Jadi produsen yang mengikuti program LCGC itu berapa besar mereka bisa menaikan harga,” tuturnya.
Baca Juga
Sementara untuk insentif fiskal bagi industri otomotif sedang dibahas dengan internal pemerintah untuk bisa diusulkan kepada Kementerian Keuangan, termasuk untuk produk hybrid.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil domestik secara wholesales mencapai 72.936 unit pada Juni 2024, turun 11,8% dibandingkan Juni 2023. Lalu, penjualan ritel mencapai 70.198 unit, turun 12,3% dibandingkan Juni 2023.
Sementara itu, penjualan secara wholesales sepanjang semester I/2024 menembus 408.012 unit, turun 19,4% dari 506.427 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, penjualan ritel sepanjang semester I/2024 mencapai 431.987 unit, turun 14% dari 502.533 unit secara year-on-year (yoy).