Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah lesunya pasar otomotif domestik, kinerja penjualan mobil listrik masih melaju kencang sepanjang semester I/2024.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil listrik secara wholesales mencapai 36.053 unit sepanjang semester I/2024, naik 59,97% dari 22.536 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah 36.053 unit tersebut sekitar 8,83% dari 408.012 unit total penjualan domestik sepanjang semester I/2024.
Secara terperinci, teknologi mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) mencapai 11.944 unit pada semester I/2024, naik 104,1% dari 5.852 unit secara year-on-year (YoY).
Berikutnya teknologi hybrid mencapai 24.066 unit, naik 46,08%, sedangkan untuk plug-in hybrid (PHEV) sebanyak 43 unit, naik 85,71%.
Apabila dilihat secara lebih dalam lagi, pangsa pasar untuk mobil BEV mencapai 2,92%, hybrid 5,89%, sedangkan PHEV 0,01% dari total penjualan domestik sepanjang semester I/2024.
Baca Juga
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan produk elektrifikasi baik BEV maupun hybrid mampu mengalami pertumbuhan seiring biaya operasionalnya cenderung lebih hemat.
Selain itu, harga mobil listrik berbasis baterai juga mendapatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10%. Alhasil pajak 11% yang harus dibayar turun menjadi hanya 1%.
Beberapa mobil listrik yang sudah menikmati insentif PPN DTP adalah Hyundai Ioniq 5, Wuling Air EV, Binguo EV, Cloud EV, Neta V-II, MG 4 EV, MG ZS EV, dan Chery Omoda E5.
“Antara lain [faktor biaya operasi dan insentif pemerintah] ya, tapi faktor harga juga menjadi pertimbangan,” katanya, Senin (16/7/2024).