Bisnis.com, BOGOR- PT Balai Lelang Serasi (Ibid), anak usaha PT Serasi Autoraya (SERA) bagian dari Astra Group kini memperluas objek lelang ke berbagai produk non otomotif, termasuk lifestyle. Meskipun, saat ini komposisi penjualan masih didominasi oleh mobil.
Presiden Direktur Ibid Daddy Doxa Manurung mengatakan dalam perluasan objek lelang ini dilakukan melihat potensi pasar yang semakin besar di luar produk otomotif.
"Ini untuk bisnis jangka panjang, tetap bid otomotif tetapi kita mencoba potensi-potensi lain yang belum disentuh [kompetitor]," kata Doxa dalam acara 'Meet Up with Sera Group' di Bogor, Kamis (2/5/2024).
Beberapa produk non otomotif yang sudah merambah di aplikasi lelang online Ibid misalnya produk scrap untuk segmen B2B hingga lelang pabrik bekas dengan harga mencapai Rp80 miliar.
Produk lifestyle seperti tas dan objek lainnya juga dapat mulai dilelangkan melalui aplikasi. Namun, lelang produk lifestyle masih belum sebanyak produ otomotif saat ini.
"Untuk jangka pendek, lifestyle memang belum begitu besar. Sekarang angka 5% pun belum, tapi sampai 2021-2022 komposisi produk otomotif dan non otomotif masih 70% dan 30%," ujarnya.
Baca Juga
Doxa menargetkan dalam 5 tahun ke depan Ibid dapat memasukkan berbagai objek lelang dengan porsi 50% dan 50% untuk otomotif dan non otomotif.
Di samping itu, tahun ini Ibid merambah unit sourcing motor dengan stok kendaraan 2 kali lebih banyak dari stok sebelumnya, baik itu motor IC Engine ataupun electric vehicle (EV).
"Kami melihat potensi besar di lelang motor maka IBID resmi mengeluarkan inspeksi tools untuk motor yaitu IBID Motorcycle Valuation [IMV] yang terdiri dari 3 area inspeksi yaitu rangka, bodi, dan mesin," tuturnya.
Lebih lanjut, Doxa menerangkan kinerja Ibid mengalami kenaikan hingga 17% pada periode lebaran, melesat dari target yang ditetapkan. Pada momentum tersebut, Ibid melelang kurang lebih 3.000 barang otomotif dan non otomotif.
"Kami optimistis karena 4 bulan awal dan setelah Pemilu berakhir dengan baik, kami pasang target naik 25-57% hingga akhir tahun. Kita koreksi dari target awal 5-10%," pungkasnya.