Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengklaim produk mobil Toyota-Daihatsu sudah melalui proses pengujian kendaraan yang rutin dilakukan setiap tahunnya seiring terjadinya skandal sertifikasi di Jepang.
Direktur Sarana Transportasi Jalan, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Danto Restyawan mengatakan pemerintah bahkan melakukan percepatan pengujian seiring terjadinya kasus tersebut.
“Dari regulasi kami semua tidak ada masalah. Kendaraan di Indonesia baik Fortuner maupun Daihatsu hasil ujinya bagus,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Hendro Martono mengatakan skandal sertifikasi yang terjadi di Jepang disebut dengan irregularity.
Di Jepang, pengujian dilakukan secara bertahap dari uji pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Sementara irregularity berarti pengujian tidak dilakukan secara bertahap.
“Kalau pengujian pertama langsung ketiga lalu balik kedua dan keempat itu namanya irregularity. Dari sisi safety tidak masalah, dan juga sudah dilakukan pengujian,” tuturnya.
Baca Juga
Toyota Motor Corporation sebelumnya mengumumkan terdapat 10 model tersangkut manipulasi data sertifikasi termasuk mobil bermesin diesel. Salah satu model tersebut yakni Fortuner yang juga diproduksi Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN.
Toyota Motor Corporation (TMC) mengaku telah mendapatkan laporan investigasi terkait manipulasi sertifikasi terkait 10 model mobil Toyota.
Toyota telah melakukan verifikasi ulang produksi massal 10 model kendaraanya, dan menghentikan sementara pengiriman mesin diesel yang diduga terkait manipulasi sertifikasi tersebut.
Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam mengatakan model yang diproduksi lokal tidak memiliki masalah meski TMC telah merilis kekurangtepatan prosedur sertifikasi 3 mesin.
Dia menjelaskan isu ini berkaitan dengan prosedur sertifikasi di beberapa negara selain Indonesia dan tidak berkaitan maupun mempengaruhi kinerja horsepower, torsi, maupun kinerja mesin lainnya.
“Isu ini juga tidak berkaitan maupun mempengaruhi keamanan kendaraan serta besaran emisi yang dihasilkan kendaraan,” jelasnya kepada Bisnis.