Bisnis.com, JAKARTA- Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN memastikan isu skandal sertifikasi di Jepang yang melibatkan salah satu model produksi lokal Fortuner tak berimbas terhadap kinerja ekspor.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam. Sejauh ini, ungkapnya, kinerja ekspor mobil Toyota Indonesia tidak berdampak terkait isu tersebut.
“Ekspor dan domestik tidak berdampak, kecuali sebagian ekspor ke Timur Tengah,” ungkap Bob kepada Bisnis, Selasa (30/1/2023).
Sebelumnya, Toyota Motor Corporation mengungkap sebanyak 10 model tersangkut manipulasi data sertifikasi. Terdapat satu model yakni Fortuner yang juga diproduksi TMMIN.
Toyota Motor Corporation (TMC) mengaku telah mendapatkan laporan investigasi terkait manipulasi sertifikasi terkait 10 model mobil Toyota. Model itu termasuk mobil bermesin diesel.
Untuk itu, Toyota pun melakukan verifikasi ulang produksi massal 10 model kendaraanya. Sebagai tindaklanjut, Toyota pun menghentikan sementara pengiriman mesin diesel yang diduga terkait manipulasi sertifikasi tersebut.
Baca Juga
Beberapa model mesin diesel Toyota yang terkena imbas skandal antara lain Laind Cruise Prado yang diproduksi TMC. HiAce, Bongo, dan Grance yang digarap Toyota Auto Body Thailand. Selanjutnya, terdapat Hilux yang juga diproduksi Toyota Motor Thailand.
Sementara dari Indonesia, terdapat Toyota Fortuner produksi Mei 2020. Terkait kasus tersebut, TMMIN pun angkat bicara. Wakil Presiden Direktur Bob Azam mengungkapkan meski TMC telah merilis kekurangtepatan prosedur sertifikasi 3 mesin model Toyota, tetapi tidak ada dampak produksi domestik.
“Kami menyampaikan bahwa isu ini tidak berdampak pada model-model kendaraan Toyota di Indonesia,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (29/1/2023).
Bob menjelaskan isu ini berkaitan dengan prosedur sertifikasi di beberapa negara selain Indonesia dan tidak berkaitan maupun mempengaruhi kinerja horsepower, torsi, maupun kinerja mesin lainnya.
“Isu ini juga tidak berkaitan maupun mempengaruhi keamanan kendaraan serta besaran emisi yang dihasilkan kendaraan,” jelasnya.
Di sisi lain, Bob optimistis bahwa kendaraan Toyota Indonesia tidak berdampak. Namun demikian, katanya, Toyota Indonesia sebagai bagian dari keluarga besar Toyota juga memohon maaf kepada publik.
“Dengan tulus, ingin meminta maaf kepada seluruh pelanggan dan pemangku kepentingan di Indonesia terkait ketidaknyamanan dan kemungkinan kekhawatiran yang ditimbulkan oleh isu ini,” tutup Bob.