Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan mobil listrik China menembus rekor 30,09 juta unit sepanjang 2023 dengan pertumbuhan 12% bila dibandingkan 2022. Kenaikan ini bahkan melampaui target 3% yang telah ditetapkan.
Dilansir dari Nikkei Asia pada Sabtu (13/1/2024), juru bicara China Association of Automobile Manufacturers (CAAM) Chen Shihua mengatakan penjualan yang tembus rekor ini tak lepas dari meningkatnya permintaan dari pasar global khususnya di China.
Selain itu, persaingan ketat antara para produsen dengan adanya berbagai diskon dan peluncuran produk baru juga memicu pertumbuhan tersebut.
“Dengan pertumbuhan pasar kendaraan listrik yang pesat, hal ini telah menjadi kekuatan penting dalam memimpin transformasi industri otomotif global,” kata Chen Shihua seperti dikutip dari Nikkei Asia.
Penjualan 30,09 juta unit tersebut membawa China sebagai pasar otomotif terbesar secara global untuk mobil listrik. Jumlah tersebut termasuk ekspor yang mencapai 4,91 juta unit, naik 58% dibandingkan 2022.
Ekspor ke Belgia dan Thailand telah mendorong adanya permintaan ke pasar global hingga 77% menjadi 1,2 juta unit untuk mobil listrik produksi China. Sementara Rusia dan Meksiko masih menjadi destinasi utama secara keseluruhan.
Baca Juga
Fitch Ratings menilai permintaan global untuk mobil listrik dari China akan terus berlanjut seiring memiliki keunggulan dari sisi harga dan juga ketatnya persaingan domestik.
“Investasi produsen mobil Tiongkok pada kapasitas di luar negeri akan meningkat, dengan pilihan tujuan bergantung pada lingkungan peraturan dan cakupan pasar potensial,” kata lembaga pemeringkat tersebut dalam risetnya.
Penjualan mobil listrik secara domestik pun meningkat 38% menjadi 9,49 juta unit, sekitar 31% dari total penjualan kendaraan di China. Rinciannya jenis plug-in hybrid (PHEV) naik 85% menjadi 2,80 juta unit, dan battery electric vehicle (BEV) naik 25% menjadi 6,68 juta unit.
Merek-merek seperti BYD dan SAIC Motor juga memimpin pertumbuhan secara keseluruhan dan mendorong pangsa pasarnya di China menjadi 56%.