Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Mentok 1 Juta Unit, Toyota: Butuh Insentif Pemerintah

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menilai industri otomotif membutuhkan insentif dari pemerintah.
Logo Toyota/Reuters-Yuya Shino
Logo Toyota/Reuters-Yuya Shino

Bisnis.com, JAKARTA — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menilai uluran tangan dari pemerintah sangat diperlukan untuk bisa menumbuhkan pasar dari industri otomotif.

Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam mengatakan pasar otomotif Indonesia masih dalam fase pertumbuhan sehingga membutuhkan evaluasi lebih mendalam. Selain itu, dia menilai konsumen sangat sensitif terhadap harga produk.

Sementara untuk harga produk mobil sendiri juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti depresiasi terhadap nilai tukar rupiah. Kemudian pajak yang dibebankan kepada konsumen juga dinilai terlalu besar.

“Jadi saya rasa, harus ada relaksasi dari pemerintah supaya industri kita ini bisa leading, bisa memimpin pasar, sekaligus juga bisa mempengaruhi investasi ke depan,” ujarnya, dikutip Rabu (13/12/2023).

Dia juga membandingkan kinerja industri otomotif Indonesia dengan Thailand yang menurutnya masih bisa digenjot dari sisi produksi. Peningkatan produksi pun dinilai mampu membawa banyak investor untuk menanamkan modal di Tanah Air.

Data Asean Automotive Federation menunjukkan produksi kendaraan di Indonesia mencapai 1,47 juta unit sepanjang 2022. Jumlah ini memang masih kalah dengan Thailand dengan produksi 1,88 juta unit.

Meski demikian, penjualan domestik dari Indonesia mencapai 1,04 juta unit pada 2022. Lebih tinggi dibandingkan dengan Thailand dengan penjualan sebanyak 849.388 unit.

“Kalau kita pasar produksinya nomor dua terus, ya mungkin investor akan larinya bukan ke Indonesia. Penting sekali bagi kita untuk take over leadership dalam produksi, dan tidak hanya domestic market,” jelasnya.

Dalam hal ini pun keringanan pajak dinilai akan sangat membantu pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Dia mengatakan saat terjadi pandemi Covid-19, relaksasi yang diberikan oleh pemerintah direspons positif oleh pasar seiring permintaan yang meningkat.

Menurutnya, adanya relaksasi untuk industri otomotif juga tidak serta merta membuat pemasukan negara mengalami penurunan. Justru adanya relaksasi dinilai dapat menumbuhkan perekonomian nasional dan menjaga pendapatan negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper