Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah berupaya mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target terseut adalah mempercepat penetrasi kendaraan Listrik atau electric vehicle (EV).
Staf Khusus Menteri ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah, mengatakan beberapa hal yang perlu dipelajari dalam pengembangan kendaraan listrik adalah ekosistem, penerimaan masyarakat, hingga bantuan yang dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Agus saat melepas Tim Bisnis Indonesia Jelajah EV 2023 pada Senin (4/12/2023).
“Kita sudah memiliki ekosistem kendaraan listrik luar biasa mulai dari sistem, dan baterai yang sampai dengan recycle,” kata Agus di kantor Bisnis Indonesia, Senin (4/12/2023).
Selain itu, ada juga PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel yang menargetkan fasilitas HPAL berkapasitas 65.000 ton per tahun di Pulau Obi yang mulai beroperasi pada pertengahan 2024.
Lebih lanjut, dia mengatakan mobil listrik merupakan suatu lompatan teknologi untuk sektor otomotif yang menjadi peluang pengembangan teknologi jenis baru lainnya dalam mengurangi emisi.
Baca Juga
“Kita sudah memberikan ucapan selamat datang 40 tahun lebih bagi Internal Combustion Engine. Nah, mesti kita mulai melihat ke depan bagaimana kita bisa juga membangkitkan industri mobil listrik indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat, Danto Restyawan, mengatakan penggunaan kendaraan berbasis baterai murni merupakan salah satu strategi yang tepat dalam menurunkan emisi karbon pada sektor transportasi.
Kampanye untuk memperkenalkan kendaraan listrik baterai pun perlu dilakukan secara lebih masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan.
“Pemerintah mengharapkan upaya dan kolaborasi bersama baik pemerintah swasta dan masyarakat untuk turut kontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.
Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group, Lulu Terianto, mengatakan kendaraan listrik berkembang secara masif baik secara global maupun secara nasional. Pemerintah dan para pemangku kepentingan juga terus berupaya untuk mengakselerasi pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.
Akeselerasi pun tidak hanya dilakukan melalui hilir, tetapi juga melainkan sektor hulu melalui penghiliran sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
"Ekosistem EV pun diharapkan menjadi tulang punggung baru penopang sektor transportasi dan ekonomi di Indonesia dalam masa mendatang," ujarnya.