Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi China di Sektor Otomotif RI Melesat 120,7%

Realisasi investasi dari China untuk sektor otomotif Indonesia sepanjang Januari-September 2023 melesat 120,7%.
Mobil listrik BYD Denza N7 tipe SUV elektrik dipamerkan dalam pameran di Beijing, China pada Senin (3/7/2023). - Bloomberg/Qilai Shen
Mobil listrik BYD Denza N7 tipe SUV elektrik dipamerkan dalam pameran di Beijing, China pada Senin (3/7/2023). - Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi investasi dari China untuk sektor otomotif Indonesia sepanjang Januari-September 2023 melesat 120,7%.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi dari Negeri Panda itu mencapai US$3,4 juta atau setara Rp54,3 miliar (kurs jisdor Rp15.946) sepanjang Januari-September 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, realisasinya hanya sebesar US$1,54 juta.

Sementara itu, realisasi investasi sektor otomotif paling besar masih berasal dari Jepang dengan nilai US$804,35 juta. Disusul oleh Korea Selatan senilai US$73,05 juta dan Singapura sebesar US$32,09 juta.

Ketua Umum I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan, pihaknya menyambut baik semua merek otomotif yang ingin melakukan investasi di Indonesia, termasuk China. Hal ini, menurutnya, akan membuat konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya pilihan untuk membeli mobil. 

“Kami menyambut baik semua merk yang mau berinvestasi di Indonesia, [karena] ini akan menambah pilihan masyarakat kalau mau membeli mobil,” ujar Jongkie kepada Bisnis, dikutip Jumat (3/11/2023).

Adapun, salah satu merek mobil China yang akan memproduksi mobil listrik secara lokal adalah Great Wall Motors yang pabriknya akan beroperasi pada kuartal I/2023. Nantinya, pabrik yang digunakan merupakan fasilitas yang sama untuk produksi mobil Mercedes-Benz.

Group CEO Inchcape Plc. Duncan Tait mengatakan, Indonesia menjadi pasar pertama dalam kemitraan strategis global dengan dengan Great Wall Motor Company Limited. Namun, dia enggan membeberkan berapa nilai investasi dari Inchcape selaku salah satu pemegang saham Great Wall Motor di Indonesia.

“Kalian akan melihat kami mengembangkan fasilitas Mercedes untuk melakukan hal tersebut. Itu akan menjadi fasilitas yang sama [dengan Great Wall],” katanya.

Selain Great Wall Motor, merek asal China lain, yakni Neta, juga akan memproduksi mobil listrik secara lokal dalam skema completely knocked down (CKD) mulai kuartal II/2024 dengan target produksi 10.000 unit.

Director of External Affairs and Product Neta Auto Indonesia Fajrul Ilhami menyebut, terdapat tiga fase dalam rencana Neta untuk memasarkan produknya di Indonesia.

Tahap pertama adalah impor mobil utuh atau CBU melalui produk Neta V. Kemudian dilanjutkan dengan fase produksi CKD untuk Neta V dan Neta U. Setelahnya akan ada fase incompletely knocked down (IKD) untuk menetapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Terkait nilai investasi di Indonesia, dia pun masih belum bisa membeberkan dana yang digelontorkan untuk melakukan produksi secara lokal karena masih dalam tahap perhitungan.

“Nilai investasi masih ada perhitungan dari tim terkait karena untuk maju ke tahap selanjutnya perlu koordinasi dan juga studi khususnya untuk supplier komponen utama seperti baterai, motor, dan body,” ujarnya,

BKPM mencatat realisasi investasi untuk industri otomotif mencapai US$2,95 miliar atau Rp47,14 triliun setara sepanjang Januari-September 2023, naik 80,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,63 miliar.

Investasi dari penanaman modal asing (PMA) untuk industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer mencapai US$979,67 juta atau setara Rp15.62 triliun dari total 1.360 proyek sepanjang Januari-September 2023. Realisasi investasi dari PMA pun tercatat tumbuh 4,77% secara year-on-year (yoy) dari US$935,04 juta.

Sementara itu, untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mencapai US$1,977 miliar atau setara Rp31.52 triliun, naik 181,37% dari US$702,65 juta secara yoy. Jumlah PMDN tersebut meningkat 1,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$730,88 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper