Bisnis.com, JAKARTA — PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengejar tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 60% seiring pabrik baterai yang akan beroperasi pada April 2024.
Chief Operating Officer PT HMID Fransiscus Soerjopranoto mengatakan dalam rencana Hyundai, baterai yang diproduksi bersama dengan LG Energy Solution nantinya akan dipasangkan untuk produk mobil listrik seperti Ioniq 5 pada semester II/2024.
“Pastinya [TKDN] di atas 40% ya [bisa] 60%. Nanti yang mengeluarkan resmi dari HMMI [Hyundai Motor Manufacturing Indonesia] ya,” ujar Soerjo saat ditemui di Jakarta dikutip Rabu (1/11/2023).
Hyundai telah bekerja sama dengan LG Energy Solution untuk membangun pabrik baterai dengan investasi US$1,1 miliar. Ditambah dengan investasi US$60 juta dalam rangka pembangunan Hyundai Energy Indonesia (HEI) untuk manufaktur sistem baterai.
Dalam produksi baterai tersebut, nantinya produk baterai akan menggunakan baterai lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide (NMC). Hal ini lantaran Indonesia memiliki sumber daya besar untuk bahan baku Nikel dan juga Cobalt.
Selain itu, dia pun tidak menutup kemungkinan nantinya jenis baterai yang diproduksi dapat berubah seiring berkembangnya teknologi.
Baca Juga
“Setelah tahun depan baterai itu bisa beroperasi pada April 2024, bisa mulai untuk pakai baterai yang dihasilkan lokal untuk dipasangkan di kendaraan-kendaraan listrik yang dipasarkan di Indonesia,” tuturnya.
Seiring hadirnya baterai dari Hyundai tersebut terbuka pula peluang agar harga mobil listrik seperti Ioniq 5 bisa turun. Hal ini lantaran produksi lokal akan menurunkan biaya logistik untuk membuat battery cell.
Setelah terdapat battery cell pun nantinya akan dibuat battery pack dengan sistem yang dirancang supaya baterai yang diproduksi pun dapat dipasangkan pada mobil-mobil listrik di Indonesia..
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai penurunan harga yang dapat dilakukan secara langsung maupun secara bertahap.
“Satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa itu kan investasi ya kalau investasi kan ada depresiasi juga. Nah itu yang nanti harus perhitungkan apakah memang bisa langsung sebegitu turunnya harganya? Ataukah memang secara bertahap?” katanya.