Bisnis.com, JAKARTA- Penjualan mobil domestik mengalami tren penurunan sejak memasuki paruh kedua tahun ini. Total penjualan secara wholesales periode Januari hingga September tahun ini mencapai 755.170 unit, turun 0,4 persen dibandingkan 758.217 unit pada periode sama tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang kuartal I dan II, penjualan mobil masih mengalami pertumbuhan tahunan. Pada kuartal I/2023, total penjualan mencapai 282.389 unit, tumbuh 7,09 persen dibandingkan 263.679 unit pada periode sama tahun lalu.
Begitupun pada kuartal kedua, koleksi penjualan domestik itu menembus 223.596 unit, atau tumbuh 5,7 persen dibandingkan 211.351 unit. Tingkat pertumbuhan itupun terus terpangkas.
Teranyar, menutup kuartal ketiga tahun ini, atau periode Juli-September, tingkat pertumbuhan itu malah mengempis. Pada tahun lalu, total penjualan domestik pada kuartal ketiga sebanyak 283.187 unit, jumlah itu turun 12 persen menjadi 249.185 unit pada periode sama tahun ini.
Alhasil, secara keseluruhan penjualan wholesales atau pengiriman dari pabrik ke diler juga ikut melandai. Selama tiga kuartal tahun ini, total penjualan itu mencapai 755.170 unit, turun tipis 0,4 persen dibandingkan 758.21 unit pada periode sama tahun lalu.
Menghadapi tren penurunan ini, Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto mengungkapkan penurunan yang terjadi secara drastis pada kuartal II/2023, terjadi pada September. Menurutnya, kemungkinan besar landainya penjualan seiring pasokan yang terhambat dari para Agen Pemegang Merek (APM), bukan dikarenakan tren pasar.
Baca Juga
“Tapi kami masih optimistis untuk penjualan tahun ini masih bisa tembus 1,05 juta unit, sesuai target,” ungkapnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Head of Marketing Communications and Public Relations PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) Kariyanto Hardjosoemarto membenarkan hal tersebut. Terlebih, bagi merek premium seperti Mercy, pengapalan produk baik secara utuh maupun terurai sangat mempengaruhi kinerja.
“Penurunan penjualan terjadi dikarenakan adanya kendala psaokan kendaraan kami khususnya pada model SUV,” katanya.
Sementara itu, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengungkapkan hal senada. Dia menilai penurunan kuartal kedua, akibat penjualan yang tertekan pada September.
“Pada September ini, hampir semua APM mengalami penurunan penjualan. Dikarenakan permintaan Agustus saat GIIAS itu sangat tinggi,” ujar Frans.
Di sisi lain, ada faktor lain yang juga dianggap menekan pasar otomotif nasional pada paruh kedua tahun ini. Hal itu diungkapkan PT Honda Prospect Motor (HPM).
Bussiness Innovation and Marketing & Sales Director HPM Yusak Biilly mengatakan secara umum pasar otomotif dalam negeri memang mengalami penurunan, khususnya pada September. Menurutnya, ada faktor eksternal yang mengganjal laju penjualan, yakni kian ketatnya perusahaan pembiayaan menalurkan kredit.
Saat ini, kredit kendaraan dianggap menyimpan potensi Non Performing Loans (NPL) cukup tinggi. “Karena itu, kami terus melakukan komunikasi dengan berbagai lembaga pembiayaan melakukan aktivitas untuk konsumen agar program penjualan memduahkan pemblian mobil Honda,” katanya.
Persoalan ini menyeret penjualan segmen-segmen gemuk, seperti LCGC, Low SUV, hingga Small SUV. Terlebih lagi, penjualan mobil di Indonesia mayoritas masih mengandalkan uluran kredit kendaraan.