Bisnis.com, JAKARTA — Adanya kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Oktober 2023 yang dilakukan oleh sejumlah SPBU diharapkan tidak berdampak terlalu signifikan terhadap industri otomotif di Tanah Air.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto berharap adanya kenaikkan harga BBM tidak terlalu signifikan terhadap penjualan kendaraan sampai akhir 2023.
Dia pun masih optimistis penjualan kendaraan dapat mencapai level 1,05 juta (1.050.000) unit sepanjang 2023. Selain itu, dia berharap perekonomian Indonesia dapat terus bertumbuh di atas 5 persen sehingga turut menggairahkan industri otomotif.
“Mudah-mudahan kenaikkan harga BBM tidak terlalu signifikan sehingga tidak terlalu berdampak terhadap penjualan otomotif. Proyeksi tahun 2023 masih tetap pada 1.050.000 unit,” ujar Jongkie kepada Bisnis, Senin (2/10/2023).
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) menetapkan kenaikkan harga untuk lima jenis BBM nonsubsidinya, seperti Pertamax naik menjadi Rp14.000 per liter, sedangkan harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp16.600 per liter per 1 Oktober 2023.
Selanjutnya harga untuk Dexlite tercatat naik menjadi Rp17.200 per liter. Berikutnya, Pertamina DEX naik menjadi Rp17.900 per liter, sedangkan harga Pertamax Green 95 menjadi Rp16.000 per liter.
Baca Juga
Sementara itu, SPBU swasta pun juga turut mengerek harga BBM seperti harga Shell Super naik menjadi Rp15.380 per liter dan Shell V-Power naik menjadi Rp16.350 per liter.
Selain itu, Shell juga mengerek naik harga Shell V-Power Diesel menjadi Rp17.920 per liter dan Shell V-Power Nitro+ menjadi Rp16.730 per liter dari sebelumnya 16.010 per liter.
Selain Shell, BP-AKR turut menaikkan harga BBM-nya per 1 Oktober 2023. Harga BP 92 naik menjadi Rp14.580 per liter, BP Ultimate menjadi Rp16.350 per liter, dan BP Diesel naik Rp17.250 per liter.
Menanggapi hal ini, Marketing Director dan Corporate Planning and Communication Director PT ADM Sri Agung Handayani mengatakan pihaknya masih memonitor kondisi tersebut lantaran kenaikkan harga BBM baru saja berlaku.
Namun, dia masih optimistis kondisi pasar dan penjualan Daihatsu masih tetap positif pada kuartal IV/2023. Terlebih lagi penjualan Daihatsu sepanjang Januari-Agustus 2023 sudah di atas dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Melihat penjualan Daihatsu hingga Agustus 2023 sudah lebih besar dibanding tahun lalu, maka kami yakin market akan tetap positif pada kuartal IV/2023,” tutur Agung.
Sementara itu, Business Innovation and Marketing & Sales Director Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan pihaknya sedang memantau dampak dari kenaikkan harga BBM terhadap penjualan untuk saat ini.
“Meskipun dalam jangka pendek biasanya memang berdampak [terhadap penjualan], tapi kami percaya bahwa konsumen akan menyesuaikan dengan kondisi ini,” tutur Billy.
Menurutnya, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti harga material, nilai tukar rupiah, pajak dan sebagainya. Di sisi lain, dia pun menyebut pihaknya masih optimistis penjualan akan melaju positif memasuki kuartal IV/2023 atau tiga bulan terakhir 2023.
Honda pun juga berupaya untuk melakukan berbagai efisiensi produksi untuk bisa menekan kenaikkan harga. Honda juga akan fokus untuk memenuhi permintaan konsumen dengan menghadirkan mobil dengan mesin hemat BBM dan memberikan nilai tambah bagi konsumen.
“Sehubungan dengan kenaikkan harga BBM, kami akan berusaha untuk memonitor dampaknya sambil berusaha memberikan value yang terbaik bagi konsumen,” tuturnya.
PELUANG KENDARAAN LISTRIK
Di sisi lain, Marketing Director PT Toyota-Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan adanya kenaikkan harga BBM sedikit dapat memicu terjadinya pergeseran permintaan menuju kendaraan yang lebih efisien bahan bakar.
Hal ini lantaran bahan bakar merupakan salah satu pengeluaran tetap terbesar yang menjadi pertimbangan utama dari pelanggan dalam memilih kendaraannya.
“Jadi impact yang kami perkirakan akan ada adalah kemungkinan peningkatan di segmen kendaraan-kendaraan elektrifikasi seperti Hybrid, Plug-In Hybrid, bahkan Battery EV. Selain kendaraan elektrifikasi, model-model ICE yang lebih hemat bahan bakar seperti LCGC juga bisa menjadi pilihan,” kata Anton kepada Bisnis, Senin (2/10/2023).
Dalam jajaran kendaraan elektrifikasinya, Toyota memiliki sejumlah kendaraan listrik mulai dari hybrid, Battery Electric Vehicle (BEV), hingga Plug-In Hybrid (PHEV).
Mobil BEV dari Toyota terpampang pada wujud dalam model BZ4X yang terjual sebanyak 451 unit sepanjang Januari-Agustus 2023, sedangkan PHEV terdapat model RAV4 GR Sport PHEV terjual 2 unit.
Kemudian untuk kendaraan hybrid terdapat Innova Zenix yang terjual sebanyak 15.712 unit, Yaris Cross Hybrid 3.314 unit, Corolla Cross GR Sport Hybrid 370 unit, Corolla Cross Hybrid 651 unit, Corolla Altis Hybrid 65 unit, Camry Hybrid 328 unit, dan C-HR 36 unit.
Hal senada diutarakan oleh Chief Operating Officer PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto yang menyebut industri otomotif Tanah Air memiliki alternatif atau jawaban atas kenaikkan harga BBM, yakni kendaraan listrik berbasis baterai Battery Electrified Vehicle (BEV).
“Kendaraan ini bisa menjadi pilihan masyarakat Indonesia yang peduli akan kesehatan publik dan kelangkaan maupun kenaikkan harga BBM,” kata Soerjo kepada Bisnis, Senin (2/10/2023).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil listrik murni atau BEV dari Hyundai mencapai 4.512 unit sepanjang Januari-Agustus 2023, naik 492 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara terperinci, penjualan dari Ioniq 5 mencapai 4.315 unit sepanjang Januari-Agustus 2023. Kemudian penjualan Ioniq 6 yang baru meluncur pada GIIAS 2023 mencapai 189 unit. Selain itu, ada Genesis G80 EV yang telah terjual sebanyak 8 unit.
“Selamat datang di era mobil listrik,” tuturnya.