Bisnis.com, JAKARTA — PT Honda Prospect Motor (HPM) bakal melakukan efisiensi untuk menekan ongkos produksi seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Business Innovation and Marketing & Sales Director Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan, Honda tengah memonitor pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebelum menentukan adanya perubahan harga produk.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,51 persen atau 79,5 poin ke level Rp15.692, sedangkan indeks mata uang Negeri Paman Sam justru terpantau menguat 0,51 persen ke posisi 106,58 sore pada perdagangan awal pekan.
Yusak pun menyebut, kenaikan harga produk Honda dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah nilai tukar mata uang asing. Selain menyebabkan kenaikan biaya untuk impor, pelemahan rupiah juga turut menimbulkan kenaikan biaya produksi.
“Kami terus melakukan efisiensi untuk bisa menekan biaya produksi tersebut dan tetap dapat memberikan value terbaik kepada konsumen,” ujar Billy kepada Bisnis, Senin (9/10/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan, pelemahan rupiah tidak serta merta membuat Honda menurunkan volume impor mobil utuh atau completely built up (CBU) unit. Hal ini lantaran semua alokasi pasokan unit kendaraaan didasarkan permintaan pasar.
Baca Juga
Di sisi lain, Honda juga berupaya untuk menawarkan program penjualan untuk menjaga nilai produk dan juga mempermudah konsumen dalam melakukan pembelian mobil.
“Semua alokasi supply unit kendaraan ke konsumen berdasarkan permintaan dari pasar, dan juga ketersediaan pasokan yang ada,” tuturnya.
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), impor mobil CBU Honda sepanjang Januari-Agustus 2023 mencapai 1.690 unit, naik 28,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.319 unit.
Mobil-mobil Honda yang diimpor secara utuh, di antaranya adalah All New City sebanyak 181 unit, All New Civic 810 unit, Civic Type R 69 unit, New Accord VTi-L 240 unit, dan All New CR-V 1.5 T sebanyak 210 unit.
Sebagian besar impor CBU yang dilakukan oleh Honda memang cenderung untuk model sedan lantaran pasar untuk segmen tersebut dinilai masih belum terlalu besar. Sementara itu, Honda memprioritaskan produksi lokal untuk produk dengan volume penjualan lebih besar.